Pelemahan itu selaras dengan rata-rata volume transaksi bursa yang turun 1,58 persen menjadi 17,99 miliar saham dari 18,27 miliar saham. Ini diikuti dengan nilai transaksi harian yang mengalami penurunan 16,25 persen menjadi Rp 10,40 triliun dari Rp 12,42 triliun pada pekan sebelumnya.
CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan, pada awal pekan pergerakan masih akan cenderung bergerak dalam rentang sideways dengan potensi kenaikan terbatas. IHSG diproyeksi bergerak pada rentang 7.011-7.157.
Menurut dia, menguatnya nilai tukar rupiah serta masih tercatatnya masuknya modal asing (capital inflow) secara tahun kalender turut memberikan sentimen bagi pergerakan IHSG hingga beberapa waktu mendatang.
“Oleh karenanya, jika terjadi koreksi wajar maka para investor masih dapat memanfaatkan momentum untuk melakukan akumulasi pembelian saham fundamental kuat dengan likuiditas tinggi,” tutur dia, dalam risetnya, Minggu (27/11/2022).
William mengungkapkan, sejumlah saham yang menarik untuk dilirik pada Senin (28/11/2022) hari ini ialah, BBRI, SMGR, BBNI, GGRM, JSMR, AALI, dan SMRA.
Sementara itu, Praktisi pasar modal William Hartanto bilang, kondisi perdagangan hari ini akan menjadi masa penentu IHSG pada pekan terakhir November. Indeks bursa saham berpotensi bergerak sideways atau menguat dan kembali ke level 7.100.
“Perdagangan akhir pekan lalu seolah menjawab keraguan kami terhadap window dressing IHSG yang sudah diperbincangkan di luar sana. Akhirnya seperti dijawab sendiri oleh pasar bahwa pergerakan IHSG masih akan dibuat sideways,” ucapnya.
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.
https://money.kompas.com/read/2022/11/28/063900526/pekan-lalu-merah-bagaimana-proyeksi-ihsg-hari-ini-