Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kemenperin Harap Perluasan Pabrik ABC Mampu Buka Lapangan Kerja

"Penambahan investasi ini tentunya sangat penting dan merupakan kabar baik dalam upaya menggerakkan kembali ekonomi nasional melalui penyediaan lapangan kerja dan memberikan kesempatan serta manfaat bagi usaha kecil, koperasi, juga usaha pendukung lainnya agar dapat berkembang bersama," kata Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian (Sekjen Kemenperin) Dody Widodo dalam peresmian tersebut, Senin (28/11/2022).

Dody menambahkan, pihaknya juga mengapresiasi upaya PT Heinz ABC Indonesia untuk menggunakan bahan baku berasal dari dalam negeri yang bekerja sama dengan para petani di daerah. Penambahan investasi yang dilakukan oleh PT Heinz ABC Indonesia diharapkan mampu turut berkontribusi positif pada peningkatan neraca perdaganan sektor industri makanan dan minuman.

Pemerintah juga terus mendorong peningkatan inovasi produk cooking aid yang turut memopulerkan citarasa khas Indonesia ke luar negeri. "Tadi kita bisa lihat PT Heinz ABC Indonesia selain memproduksi sambal internasional ada sambal citarasa Indonesia seperti sambal ulek yang khusus menggunakan teknologi ulek," ujar Dody.

Kemenperin juga mengapresiasi peningkatan infrastruktur dan teknologi pabrik yang menggunakan teknologi bersih dengan menerapkan komitmen triple zero yang berarti pabrik ini mengimplementasikan prinsip-prinsip utama praktik manufaktur yang berkelanjutan, seperti mengoptimalkan proses daur ulang sampah, penatagunaan air, dan pengurangan emisi.

"Kami memberikan apresiasi kepada PT Heinz ABC Indonesia yang telah memperluas dan meningkatkan infrastruktur serta menggunakan teknologi bersih yang menjanjikan," lanjut Dody.


Industri cooking aid (bumbu masak) seperti kecap, sambal, saus tomat dan bumbu masakan merupakan salah satu jenis yang yang memiliki neraca perdagangan positif. Sepanjang Januari-September 2022, ekspor cooking aid Indonesia mencapai 175,8 juta dollar AS, sementara impor produk sejenis senilai 90,5 juta dollar AS.

Produk unggulan ekspor cooking aid Indonesia didominasi oleh bumbu masak dan kecap, sementara untuk produk saus dan olahannya masih cukup besar nilai impornya. Saat ini Indonesia masih berada di posisi ke-15 untuk negara eksportir cooking aid di dunia.

Sementara itu, Head of Operation Kraft Heinz Indonesia & Papua Nugini, Prasetyo Kismono menjelaskan, upaya perusahaan dalam menerapkan komitmen triple zero telah mampu mengurangi emisi hingga 60 persen dengan mengganti penggunaan batu bara menjadi sekam padi untuk boiler.

Perusahaan juga telah memasang solar panel yang mampu memproduksi kebutuhan listrik hingga 100 persen (pada siang hari), dengan kapasitas mencapai 3,2 megawatt.

Selanjutnya, sebagai bagian dari Water Stewardship, pabrik PT Heinz ABC Indonesia di Karawang juga telah dilengkapi dengan Instalasi Pengelolaan Air Limbah otomatis yang baru (new fully automated Wastewater Treatment Plant) yang memungkinkan untuk mendaur ulang air pascaproduksi hingga 70 persen.

Hasil pengolahan limbah dapat digunakan ulang melalui teknologi Reverse Osmosis, serta menghasilkan 250 kilowatt listrik dari gas metana yang timbul di Wastewater Treatment Plant.

"Terkait komitmen Zero Waste to Landfill 2025, saat ini kami telah mendaur ulang lebih dari 92 persen sampah padat yang dihasilkan di pabrik Karawang. Didorong oleh nilai perusahaan untuk melakukan hal yang benar atau Do the Right Thing, kami terus berkomitmen untuk mengembangkan seluruh operasi secara berkelanjutan," pungkas Prasetyo.

https://money.kompas.com/read/2022/11/28/185218826/kemenperin-harap-perluasan-pabrik-abc-mampu-buka-lapangan-kerja

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke