Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Inflasi November Melambat, Pemerintah Sebut Berkat Pengendalian Harga Pangan

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, inflasi pangan bergejolak atau volatile food menopang penurunan laju inflasi nasional. Inflasi volatile food tercatat sebesar 5,70 persen (yoy) di November 2022, lebih terkendali dari Oktober 2022 yang mencapai 7,20 persen (yoy).

"Inflasi volatile food menurun karena extra effort pengendalian inflasi seluruh pihak di tengah inflasi administered prices (harga yang diatur pemerinta) yang masih tinggi," ungkapnya dalam keterangan tertulis, Jumat (2/12/2022).

Secara bulanan, volatile food justru tercatat mengalami deflasi sebesar -0,22 persen (month to month/mtm). Komoditas pangan yang mengalami penurunan harga atau deflasi yakni cabai merah dan cabai rawit masing-masing sebesar -0,08 persen dan -0,03 persen.

Sementara untuk komoditas pangan yang mengalami kenaikan harga atau inflasi yakni telur ayam ras, tomat, beras, tempe, tahu mentah, dan bawang merah.

Airlangga menjelaskan, harga telur mengalami kenaikan karena pasokannya yang terbatas di tengah peningkatan permintaan sepanjang November 2022.

Terbatasnya pasokan merupakan dampak dari afkir dini oleh peternak pada saat stok melimpah dan harga turun pada momen puasa hingga Lebaran atau sepanjang April-Mei 2022.

"Komoditas beras juga masih mengalami inflasi, namun mulai melemah," katanya.

Pada komponen administered prices atau harga yang diatur pemerintah, tercatat terjadi inflasi sebesar 13,01 persen (yoy), turun tipis dari bulan sebelumnya yang sebesar 13,28 persen (yoy). Komoditas yang memberikan andil inflasi pada komponen ini yakni rokok kretek filter dan rokok putih.

Pada bulan-bulan sebelumnya inflasi administered prices utamanya disebabkan normalisasi tarif angkutan akibat kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Namun, dampak penyesuaian harga BBM nampak sudah mereda pada November 2022.

"Hal ini terlihat dari kelompok sektor transportasi yang tidak memberikan andil atau nol persen pada inflasi November 2022,” ucap Airlangga.

Sementara pada komponen inflasi inti, tercatat stabil di kisaran 3,30 persen (yoy), yang dinilai menunjukkan bahwa permintaan masyarakat konsisten tinggi seiring pemulihan ekonomi yang semakin kuat.

Airlangga mengatakan, upaya pengendalian inflasi ini melibatkan pula pemerintah daerah. Melalui tim pengendalian inflasi daerah (TPID) dilakukan beberapa intervensi melalui pengendalian pasokan, pemberian subsidi transportasi, operasi pasar, dan gerakan masyarakat misal gerakan tanam pangan cepat panen.

"Selain dari anggaran existing, beberapa program tersebut dialokasikan melalui anggaran belanja wajib perlindungan sosial sebesar 2 persen dari dana transfer umum (DTU)," jelasnya.

Senada, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu menilai, melambatnya laju inflasi November 2022 menunjukkan stabilitas harga domestik yang tetap dapat dijaga di tengah tekanan inflasi global yang masih tinggi.

Ia bilang, realisasi laju inflasi yang sebesar 5,42 persen yoy) itu, bahkan lebih rendah dari prediksi yang dihitung oleh internal Kemenkeu. Menurutnya, kinerja ini dicapai melalui koordinasi antar otoritas terkait dalam upaya menjaga daya beli masyarakat.

"Ini merupakan hasil positif dari bauran kebijakan pengendalian inflasi, terutama komponen inflasi pangan," kata Febrio.

https://money.kompas.com/read/2022/12/02/131000126/inflasi-november-melambat-pemerintah-sebut-berkat-pengendalian-harga-pangan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke