PADANG, KOMPAS.com - Perbankan syariah di Sumatera Barat mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan hingga Oktober 2022 ini jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya (year on year).
Untuk aset perbankan syariah, mengalami pertumbuhan 15,29 persen dan pembiayaan tumbuh 23,23 persen.
"Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 15,75 persen dan Rasio Non Performing Finance (NPF) masih terjaga di posisi 1,93 persen," kata Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sumbar, Yusri kepada wartawan, Jumat (2/12/2022) di Batusangkar, Sumatera Barat.
Yusri menjelaskan untuk aset perbankan syariah pada Oktober 2021 berjumlah Rp 7,66 triliun dan naik jadi Rp 8,83 triliun di Oktober 2022.
Sementara pembiayaan naik dari Rp 5,55 triliun jadi Rp 6,84 triliun (yoy). Untuk dana pihak ketiga juga naik dari Rp 7,06 triliun jadi Rp 8,18 triliun (yoy).
"Pertumbuhan ini di atas nasional sehingga pantas kita apresiasi," kata Yusri.
Sementara untuk bank umum, Yusri menjelaskan pertumbuhan tidak setinggi perbankan syariah.
"Tumbuh bank umum itu dibawah 10 persen dan dibawah nasional," kata Yusri.
Untuk aset perbankan umum, periode Oktober 2022 naik dari Rp 63 triliun jadi Rp 67,07 triliun (yoy) atau tumbuh 6,4 persen. Dana pihak ketiga dari Rp 45,47 triliun menjadi Rp 47,04 triliun atau naik 3,43 persen.
"Kemudian untuk kredit naik dari Rp 53,77 triliun jadi Rp 56,79 triliun atau naik 5,6 persen," jelas Yusri.
Menurut Yusri, tingginya pertumbuhan kinerja perbankan syariah karena ketertarikan masyarakat Sumbar pada pola syariah yang dilakukan.
"Kalau pelayanan mungkin sama, tapi pola yang dipakai berbeda sehingga masyarakat Sumbar lebih tertarik ke perbankan syariah," kata Yusri.
Yusri menjelaskan di Sumbar ada 21 bank umum, 5 bank syariah dan 5 unit usaha syariah bank umum.
https://money.kompas.com/read/2022/12/03/220000826/aset-perbankan-syariah-di-sumbar-tumbuh-15-29-persen-hingga-oktober-2022