Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ekonomi Indonesia 2022: Kokoh di Tengah Krisis Global

Tatkala negara-negara di dunia masih berjuang untuk bangkit kembali dari keterpurukan ekonomi akibat pandemi Covid-19, agresi militer Rusia ke Ukraina terus berlanjut sehingga semakin mengancam stabilitas ekonomi dan politik secara global.

Sementara itu, pusat kekuatan global baru, China, masih menerapkan serangkaian kebijakan karantina ketat, akibatnya banyak aktivitas ekonomi dan bisnis ditangguhkan.

Selain itu, perubahan iklim juga menampakan efek berbahaya. Bencana alam seperti banjir, gempa bumi, badai semakin sering terjadi sehingga kian mengancam kehidupan manusia secara global, dan orang miskin yang paling terkena dampaknya secara tidak proporsional.

Gabungan dari peristiwa-peristiwa tersebut memunculkan tiga varian baru ancaman. Pertama adalah krisis pangan, kedua krisis energi, dan ketiga adalah krisis keuangan global akibat kenaikan inflasi di banyak negara.

Tangguh menghadapi tantangan

Meskipun demikian, Indonesia tampaknya cukup tangguh menghadapi berbagai tantangan. Bahkan tampaknya Indonesia juga benar-benar siap untuk memasuki era ledakan ekonomi baru.

Dalam rangka mengatasi krisis pangan, pemerintah terus mendorong terwujudnya swasembada pangan.

Indikatornya, pemerintah telah membangun infrastruktur yang masif di sektor pangan. Antara lain 35 unit bendungan, 10.035 hektar daerah irigasi, rehabilitasi terhadap 152.615 hektar jaringan irigasi, pembangunan 21 embung, dan pembangunan 157 km tanggul pengendali banjir dan pengamanan pantai.

Berkaitan dengan energi, pemerintah telah mengantisipasi dengan menyiapkan kebijakan, salah satunya adalah Program Mandatori B30 yang mewajibkan semua bahan bakar diesel di Indonesia memiliki campuran minimal 30 persen biodiesel dan 70 persen Solar.

Dalam konteks krisis keuangan global khususnya inflasi, pemerintah telah mengumpulkan seluruh kepala daerah agar terlibat aktif dalam mengatasi inflasi. Salah satunya, memastikan subsidi atas distribusi barang agar tidak terjadi kelangkaan di daerah.

Bahkan ketika ketidakstabilan geopolitik di seluruh dunia mengguncang pasar dan ekonomi, para investor secara alami ingin mendekati Indonesia, hendak menemukan peluang yang stabil dan kuat yang siap untuk pertumbuhan.

Indonesia, pasar terbesar Asean dan rumah bagi lebih dari 276 juta penduduk, memiliki fundamental ekonomi makro yang kuat.

Sejak tahun 2000, negara ini memiliki rata-rata pertumbuhan PDB tahunan hampir 5 persen dan sekarang telah sepenuhnya keluar dari dampak pandemi dengan belanja konsumen yang benar-benar meningkat relatif terhadap tingkat pra-pandemi.

Data BPS menunjukkan, pada triwulan ke-3 2022, ekonomi Indonesia bertumbuh 5,72 persen year-on-year (YoY). Dibandingkan triwulan sebelumnya, ekonomi juga tumbuh sebesar 1,81 persen.

Secara kumulatif dari triwulan ke-1 hingga triwulan ke-3 tahun 2022, dibandingkan periode yang sama tahun 2021, ekonomi Indonesia tumbuh 5,4 persen.

Di bidang investasi asing langsung dan investasi langsung dalam negeri, Indonesia tetap solid, secara kolektif tumbuh sebesar 35,5 persen tahun-ke-tahun (yoy) pada Q2 tahun 2022.

Perekonomian Indonesia mulai pulih dan tumbuh lebih kuat karena mampu menyerap 4,25 juta pencari kerja.

Terjadi pula peningkatan angkatan kerja sebanyak 3,57 juta orang, berdasarkan survei pada Agustus 2022. Walaupun masih ada sejumlah tenaga kerja yang menganggur.

BPS mengungkapkan, tingkat pengangguran terbuka [TPT] pada Agustus tercatat 5,86 persen. Meski demikian, kondisi ketenagakerjaan terus membaik seiring dengan membaiknya kondisi ekonomi di Indonesia.

Angka TPT pada Agustus 2022, lebih rendah dibandingkan Agustus 2021 yang tercatat sebesar 6,49 persen.

Indonesia memimpin negara tetangganya Asean dalam pertumbuhan ekspor, dengan pertumbuhan dan surplus perdagangan sebesar 32 persen yoy.

Neraca perdagangan negara menunjukkan surplus karena ekspor komoditas bersih didukung oleh kenaikan harga komoditas.

Pada periode 9 bulan pertama tahun ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia didukung ekspor barang dan jasa yang naik 21,64 persen secara tahunan (year on year) dengan kontribusi mencapai 26,23 persen, meningkat dari kontribusi pada triwulan ke-2 dengan persentase sebesar 24,74 persen.

Data Kementerian Perdagangan memperlihatkan bahwa pada triwulan ke-3, 2022, total ekspor Indonesia mencapai 78,20 miliar dollar AS, mengalami peningkatan 27,30 persen secara tahunan.

Kinerja ini ditopang oleh ekspor nonmigas yang mencapai 73,84 miliar dollar AS dengan pertumbuhan 26,28 persen

Pasar komoditas itu sedang mengalami transformasi dari ekspor bijih nikel di masa lalu, menjadi besi dan baja sekarang, dengan tujuan yang jelas untuk beralih ke ekspor terkait baterai lithium dan kendaraan listrik di masa depan.

Kinerja positif ekonomi Indonesia juga tercermin pada kinerja pasar modalnya. Bursa Efek Indonesia menunjukkan pertumbuhan 8,3 persen tahun 2022 pada bulan September, sehingga menjadi salah satu bursa saham dengan kinerja terbaik secara global.

Fakta yang tak boleh diabaikan, Indonesia sukses menjadi tuan rumah KTT Kelompok 20 di Bali pada pertengahan November. Presidensinya di G20 merupakan bukti kebijakan progresif, tata kelola, dan kemauan untuk menjadi anggota penting dalam berkontribusi pada ekonomi global.

Bahkan, dari rangkaian perhelatan KTT G20 tersebut, Indonesia berhasil meraih komitmen investasi 8 miliar dollar AS atau sekitar Rp 125 triliun (asumsi kurs Rp 15.600 per dolar AS).

Ekonomi digital

Indonesia terus berusaha menarik sejumlah besar pengembara digital dan investor setiap tahun karena biaya hidup yang relatif rendah, serta kantong komunitas teknologi yang dinamis di tempat-tempat seperti Jakarta, Bali, dan kota-kota satelit utama.

Baru-baru ini Indonesia juga membuka pintunya lebih luas ke ekonomi global, dengan inisiatif yang mengesankan untuk menarik perantau digital dan wisatawan kesehatan.

Meskipun negara ini telah lama dikenal sebagai oasis ramah bagi pengembara digital, pemerintah meresmikannya tahun ini dengan meluncurkan Visa Rumah Kedua untuk Bali, yang menawarkan visa jangka panjang bagi pengembara digital dan investor.

Menurut laporan Google, Temasek, dan Bain & Company (2022), ekonomi digital Asia Tenggara tumbuh sebesar 67 persen antara tahun 2020 dan 2022.

Nilai barang dagangan kotor (GMV) meningkat dari 116 miliar dollar AS pada tahun 2020 menjadi 194 miliar dollar AS pada 2022.

Laporan tersebut juga memproyeksikan ekonomi digital Asia Tenggara melampaui 330 miliar dollar AS pada 2025.

Indonesia sebagai negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, telah melihat nilai industri digitalnya tumbuh secara signifikan dari 41 miliar dollar AS pada 2019 menjadi 77 miliar dollar AS pada 2022, dengan perkiraan pertumbuhan volume barang dagangan kotor sebesar 22 persen, yoy.

Angka tersebut diperkirakan akan meningkat menjadi 130 miliar dollar AS pada tahun 2025, terutama didorong oleh e- perdagangan.

Diproyeksikan sektor ini akan menjadi pasar digital senilai 130 miliar dollar AS pada tahun 2025, terutama didorong oleh e-commerce, mirip dengan tetangganya di Asean.

Jumlah pengguna internet di Indonesia meningkat pesat selama pandemi, dari 150 juta pengguna pada 2019 menjadi 203 juta pada 2021, dan diproyeksikan mencapai 210 juta pada 2022 ini.

Ini mencerminkan tingkat penetrasi internet yang cukup tinggi sebesar 73,7 persen untuk total populasi.

Sejalan dengan pertumbuhan yang pesat tersebut, pemerintah berambisi untuk mempromosikan Indonesia sebagai digital hub di Asia Tenggara.

Untuk itu, pihaknya berencana meningkatkan investasi dalam infrastruktur digital, misalnya membangun pusat data dan talenta digital.

Pemerintah juga menargetkan semakin banyak usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang masuk ke pasar digital, mencapai 30 juta UMKM pada 2030.

Tentu saja bagi investor global dan pengalokasi modal institusional, sekaranglah waktunya untuk bertaruh besar pada ekonomi digital Indonesia yang sedang berkembang.

Ada beberapa faktor yang melatarbelakangi pesatnya pertumbuhan ekonomi digital Indonesia. Pertama, populasi usia muda substansial yang paham digital telah menjadi signifikan.

Data Kementerian Komunikasi dan Informatika menyebutkan bahwa jumlah pengguna internet sebanyak 112,6 juta jiwa. Sebagian besar dari jumlah tersebut merupakan usia 17-23 tahun.

Ini menunjukkan bahwa penduduk usia produktif di Indonesia mayoritas merupakan pengguna internet.

Kedua, penetrasi seluler yang relatif tinggi memfasilitasi seringnya penggunaan situs e-commerce dan media sosial untuk membeli dan menjual produk dan layanan, terutama oleh sektor UMKM yang bergerak di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif.

Ketiga, semakin populernya pembayaran digital juga berkorelasi dengan peningkatan konsumsi online.

Terakhir, pemerintah mengeluarkan kebijakan yang mendukung untuk mendorong ekonomi digital, disertai dengan perbaikan infrastruktur digital.

Jelas, selama tahun 2022 ini, Indonesia tidak hanya mampu mengatasi pandemi Covid-19, memitigasi risiko peningkatan inflasi dan gejolak krisis pangan dan energi global, tetapi berkembang di berbagai bidang, didukung oleh peningkatan upaya digitalisasi.

Kita percaya bahwa semua ini akan berpengaruh positif bagi pembangunan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa mendatang.

https://money.kompas.com/read/2022/12/12/090000226/ekonomi-indonesia-2022--kokoh-di-tengah-krisis-global

Terkini Lainnya

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Spend Smart
Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Whats New
Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Work Smart
PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

Whats New
Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Whats New
Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Whats New
ITMG Bakal Tebar Dividen Rp 5,1 Triliun dari Laba Bersih 2023

ITMG Bakal Tebar Dividen Rp 5,1 Triliun dari Laba Bersih 2023

Whats New
Kemenaker Siapkan Aturan Pekerja Berstatus Kemitraan, Ini Tanggapan InDrive

Kemenaker Siapkan Aturan Pekerja Berstatus Kemitraan, Ini Tanggapan InDrive

Whats New
Kaum Mumpung-mumpung, Maksimalkan Penawaran Terbaik Lazada untuk Belanja Aneka Kebutuhan Ramadhan

Kaum Mumpung-mumpung, Maksimalkan Penawaran Terbaik Lazada untuk Belanja Aneka Kebutuhan Ramadhan

BrandzView
Musim Hujan, Petani Harus Waspadai Serangan Hama

Musim Hujan, Petani Harus Waspadai Serangan Hama

Whats New
Contoh Surat Perjanjian Utang Piutang di Atas Materai yang Benar

Contoh Surat Perjanjian Utang Piutang di Atas Materai yang Benar

Whats New
Pemerintah Belum Berencana Revisi Permendag soal Pengaturan Impor

Pemerintah Belum Berencana Revisi Permendag soal Pengaturan Impor

Whats New
Sebanyak 15 Proyek CCS/CCUS dalam Tahap Studi, Direncanakan Beroperasi Mulai 2030

Sebanyak 15 Proyek CCS/CCUS dalam Tahap Studi, Direncanakan Beroperasi Mulai 2030

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke