Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Suku Bunga Acuan Naik 5 Kali di 2022, Siap-siap Bunga Kredit Perbankan Naik

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) sejak Agustus lalu telah menaikkan suku bunga acuan hingga sebesar 2 persen menjadi 5,5 persen. Kenaikan suku bunga acuan BI ini tentu diikuti oleh kenaikan suku bunga perbankan.

BI mencatat pada November 2022 telah terjadi kenaikan suku bunga simpanan dan kredit dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Suku bunga deposito 1 bulan di November 2022 sebesar 3,72 persen atau meningkat 83 basis poin (bps) dibandingkan dengan level Juli 2022 sebelum BI menaikkan suku bunga acuan.

Secara rinci, pada November 2022 suku bunga deposito tenor 1 bulan sebesar 3,70 persen, tenor 3 bulan sebesar 3,77 persen, tenor 6 bulan sebesar 3,88 persen, tenor 12 bulan sebesar 4,36 persen, dan tenor 24 bulan sebesar 4,91 persen.

Suku bunga deposito itu tercatat meningkat pada seluruh tenor jika dibandingkan dengan pada Oktober 2022, yakni tenor 1 bulan sebesar 3,37 persen, tenor 3 bulan sebesar 3,38 persen, tenor 6 bulan sebesar 3,59 persen, tenor 12 bulan sebesar 3,84 persen, dan tenor 24 bulan sebesar 4,35 persen.

Sementara itu, suku bunga kredit November 2022 tercatat 9,11 persen atau meningkat 17 bps dibandingkan dengan level Juli 2022. Namun jika dibandingkan dengan Oktober 2022, hanya meningkat 2 bps.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, kenaikan suku bunga perbankan, baik suku bunga simpanan maupun suku bunga kredit saat ini masih lebih terbatas.

Pasalnya pada November 2022, rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) tetap tinggi, mencapai 30,42 persen, sehingga mendukung ketersediaan dana bagi perbankan untuk penyaluran kredit bagi dunia usaha.

"Kenaikan suku bunga perbankan yang terbatas tersebut dipengaruhi likuiditas yang masih longgar," ujarnya saat konferensi pers, Kamis (22/12/2022).

Oleh karena itu, BI meminta perbankan agar tidak mentransmisikan kenaikan suku bunga acuan BI ke kenaikan bunga kredit agar pemulihan ekonomi dapat berlanjut.

Dia mengungkapkan, alasan BI menaikkan suku bunga acuan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah gejolak global dan mengendalikan inflasi akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) beberapa waktu lalu.

Terbukti hingga kini suku bunga acuan BI telah naik sebanyak 2 persen, pertumbuhan ekonomi RI tetap tinggi di 5,72 persen yoy pada Kuartal III 2022 dan inflasi turun ke 5,42 persen di November 2022.

Namun demikian, kinerja ekonomi yang positif itu harus terus ditingkatkan sehingga perbankan nasional diminta untuk tidak buru-buru mentransmisikan kenaikan suku bunga acuan ke suku bunga kredit.

"Memang tidak ada keinginan dari BI untuk kenaikan suku bunga BI rate ini kemudian akan diikuti secara berlebihan oleh kenaikan suku bunga di kredit di dalam negeri," jelasnya.

Untuk itu, BI juga terus berupaya untuk memastikan likuditas perbankan tetap longgar agar mendukung ketersediaan dana bagi perbankan untuk penyaluran kredit atau pembiayaan bagi dunia usaha.

Dengan rasio AL/DPK di November 2022 yang masih tinggi, BI memastikan likuiditas perbankan lebih dari memadai bagi perbankan untuk menyalurkan kredit tanpa harus menaikkan suku bunga.

Masih cukupnya likuiditas di perbankan terlihat pada penyaluran kredit perbankan umum yang tetap tumbuh tinggi 11,16 persen, penyaluran pembiayaan syariah yang tumbuh 23,5 persen, dan pertumbuhan kredit UMKM sebesar 18,1 persen pada November 2022.

"Kami berterima kasih kepada perbankan yang juga mengikuti bagaimana arah kebijakan BI dan terbukti suku bunga kredit tidak naik secara berlebihan dan malah masih tetap rendah," tuturnya.

https://money.kompas.com/read/2022/12/23/184000626/suku-bunga-acuan-naik-5-kali-di-2022-siap-siap-bunga-kredit-perbankan-naik

Terkini Lainnya

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke