Mengutip CNBC, harga minyak mentah Brent menetap di level 84,03 dollar AS per barrel atau naik 1,36 dollar AS (1,7 persen). Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) menetap di level 78,39 dollar AS per barrel, atau naik 1,3 persen.
Harga minyak mentah dunia mengalami kenaikan sekitar 1 persen didukung oleh angka yang menunjukkan harga konsumen AS secara tak terduga turun pada bulan Desember dan optimisme atas prospek permintaan China.
Indeks harga konsumen AS turun 0,1 persen, menunjukkan inflasi sekarang dalam tren penurunan yang berkelanjutan. Pengimpor minyak utama China yang membuka kembali ekonominya setelah berakhirnya pembatasan Covid-19 yang ketat, juga meningkatkan harapan akan permintaan minyak yang lebih tinggi.
Selain itu, nilai tukar dollar AS yang jatuh ke level terendah hampir 9 bulan terhadap euro setelah data inflasi mengangkat ekspektasi bahwa Federal Reserve akan kurang agresif dengan kenaikan suku bunga. Hal ini juga mendorong kenaikan harga minyak.
"Pasar menantikan data CPI dan kemungkinan kuat angka tersebut akan menyebabkan penurunan dolar, dengan korelasi terbalik yang meningkatkan penawaran minyak mentah. Minyak Mentah sekarang menikmati dollar AS yang lemah," kata Bob Yawger, direktur energi berjangka di Mizuho di New York.
Pada hari Rabu, kedua tolok ukur minyak melonjak 3 persen di tengah harapan prospek ekonomi global mungkin tidak sesuram yang dikhawatirkan banyak orang. Craig Erlam dari broker OANDA mengatakan, tahun 2023 akan lebih baik dan mendorong permintaan minyak lebih tinggi.
"Kebijakan AS yang dikombinasikan dengan pemulihan ekonomi yang kuat di China setelah gelombang Covid-19 dapat menghasilkan tahun yang jauh lebih baik daripada yang ditakuti dan itu mendorong permintaan minyak mentah," kata Craig Erlam.
Pembatasan pasokan minyak Rusia
Pasar juga bersiap untuk pembatasan tambahan pada pasokan minyak Rusia karena sanksi atas invasi ke Ukraina.
Administrasi Informasi Energi AS mengatakan larangan UE yang akan datang atas impor produk minyak bumi melalui laut dari Rusia pada 5 Februari mendatang bisa lebih mengganggu daripada larangan impor minyak mentah UE melalui laut dari Rusia yang diterapkan pada Desember 2022.
Adapun hal yang membatasi kenaikan minyak adalah lonjakan besar dan tak terduga dalam persediaan minyak mentah AS.
"Selain faktor China dan peningkatan ekuitas baru-baru ini di tengah pelemahan dollar AS, kompleks tampaknya tidak mendorong trend bullish, terutama jika dilihat dalam konteks neraca minyak mentah dan produk AS yang transparan," kata Jim Ritterbusch dari konsultan Ritterbusch and Associates.
https://money.kompas.com/read/2023/01/13/080000226/inflasi-as-turun-dan-pembatasan-covid-19-di-china-berakhir-dorong-harga-minyak