Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pemerintah Waspadai Perlambatan Ekspor di 2023

Harga komoditas yang tinggi di pasar dunia dalam beberapa tahun terakhir telah mendorong peningkatan nilai ekspor Indonesia. Namun sejak pertengahan 2022 mulai mengalami pelambatan, yang kemudian menunjukkan penurunan di akhir 2022.

Penurunan terjadi pada tiga komoditas utama ekspor RI yakni logam, minyak mentah kelapa sawit (CPO), dan batu bara. Beberapa komoditas utama perdagangan global lainnya seperti gas alam, minyak brent, dan gandum juga memperlihatkan tren penurunan.

Di sisi lain, beberapa negara besar seperti Italia, Jerman, Korea memiliki kinerja manufaktur yang terkontraksi, ditunjukkan dengan purchasing managers index (PMI) manufaktur di bawah 50. Kinerja manufaktur yang rendah ini dapat mempengaruhi turunnya permintaan di pasar global.

"Sehingga ini menunjukkan bahwa dunia masih (dalam) ketidakpastian, dan kita juga melihat pertumbuhan perdagangan yang tahun lalu ekspansinya 3,5 persen, maka di tahun ini diperkirakan hanya 1 persen,” ujar Airlangga dalam keterangan tertulisnya, dikutip Sabtu (14/1/2023).

Indonesia sendiri, kata dia, menjadi salah satu negara yang manufakturnya ekspansif atau memiliki PMI manufaktur di atas 50, bersamaan dengan Jepang, Prancis, Meksiko, Brasil, India, dan Arab Saudi. Hal ini menunjukkan bahwa industri manufaktur dalam negeri masih kuat.

Selain itu, Indonesia bersamaan dengan Jepang, Brasil, China, dan Amerika Serikat juga memiliki ketergantungan pada pasar ekspor yang relatif rendah atau kurang dari 50 persen. Posisi itu membuat RI menjadi salah satu negara yang memiliki resiliensi cukup tinggi dengan dukungan pasar domestik yang kuat.


Waspada kondisi global

Meski demikian, Airlangga menekankan, pemerintah akan tetap mewaspadai kondisi global yang dapat mempengaruhi kinerja ekspor Indonesia. Hal ini pula yang membuat pemerintah memproyeksi ekspor akan tumbuh melambat di 2023 menjadi sebesar 12,8 persen, dari sebelumnya di 2022 tumbuh 29,4 persen.

Menurutnya, proyeksi pertumbuhan ekspor yang melambat itu didasari basis pertumbuhannya yang sudah tinggi di 2022. Tahun lalu, kinerja ekspor banyak ditopang oleh lonjakan harga komoditas.

Namun, harga komoditas diperkirakan menurun di 2023, sehingga turut menjadi faktor menurunnya target kinerja ekspor. Di sisi lain, risiko perlambatan pertumbuhan ekonomi global juga akan turut mempengaruhi permintaan ekspor.

"Kami juga melihat potensi ke depan, nilai-nilai komoditas ke depan relatif pada tren menurun," ucap Airlangga.

https://money.kompas.com/read/2023/01/14/110000026/pemerintah-waspadai-perlambatan-ekspor-di-2023

Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Indonesia Hibahkan 1,5 Juta Dosis Vaksin Pentavalen ke Nigeria Senilai Rp 30,3 Miliar

Indonesia Hibahkan 1,5 Juta Dosis Vaksin Pentavalen ke Nigeria Senilai Rp 30,3 Miliar

Whats New
Segini Besaran Gaji ke-13 PNS yang Akan Cair Juni 2023

Segini Besaran Gaji ke-13 PNS yang Akan Cair Juni 2023

Whats New
PDAM Adalah Salah Satu Perusahaan Milik Pemda

PDAM Adalah Salah Satu Perusahaan Milik Pemda

Whats New
Kepanjangan PDAM, Pemilik, dan Layanannya

Kepanjangan PDAM, Pemilik, dan Layanannya

Whats New
Ajang APQA, Pertamina Tekankan Pentingnya Teknologi di Industri Migas

Ajang APQA, Pertamina Tekankan Pentingnya Teknologi di Industri Migas

Whats New
Gelontorkan Dana Tak Sedikit, Penyaluran dan Pemanfaatan BBM Subsidi Perlu Diawasi Bersama

Gelontorkan Dana Tak Sedikit, Penyaluran dan Pemanfaatan BBM Subsidi Perlu Diawasi Bersama

Whats New
Antisipasi Serangan Siber, APPI: Perusahaan Wajib Perkuat Sistem Keamanan Digital

Antisipasi Serangan Siber, APPI: Perusahaan Wajib Perkuat Sistem Keamanan Digital

Whats New
PT Pelni Buka Lowongan Kerja untuk Posisi Perawat, 'Fresh Graduate' Boleh Daftar

PT Pelni Buka Lowongan Kerja untuk Posisi Perawat, "Fresh Graduate" Boleh Daftar

Work Smart
BPR Resmi Ganti Nama Jadi Bank Perekonomian Rakyat

BPR Resmi Ganti Nama Jadi Bank Perekonomian Rakyat

Whats New
Empat Perusahaan Ini Segera IPO, Simak Prospektus Singkatnya

Empat Perusahaan Ini Segera IPO, Simak Prospektus Singkatnya

Whats New
Dukung Pariwisata Bali, ASDP Siap Kembangkan Pelabuhan Gilimanuk

Dukung Pariwisata Bali, ASDP Siap Kembangkan Pelabuhan Gilimanuk

Whats New
Pentingnya Partisipasi Masyarakat Awasi Pendistribusian BBM Subsidi

Pentingnya Partisipasi Masyarakat Awasi Pendistribusian BBM Subsidi

Whats New
Pentingnya 'Critical Mineral' untuk RI, Sebagai Produsen Nikel Terbesar Dunia

Pentingnya "Critical Mineral" untuk RI, Sebagai Produsen Nikel Terbesar Dunia

Whats New
KCIC Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan SMA/SMK, Ini Posisi dan Syaratnya

KCIC Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan SMA/SMK, Ini Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Ganjar: UMKM Harus Dipelihara, untuk Ciptakan Pengusaha-pengusaha Baru

Ganjar: UMKM Harus Dipelihara, untuk Ciptakan Pengusaha-pengusaha Baru

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+