Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bos-bos Perbankan Optimistis Peluang RI Masuk ke Jurang Resesi Kecil

JAKARTA, KOMPAS.com - Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) memproyeksikan sepertiga atau 70 persen negara di dunia akan masuk jurang resesi tahun ini. Namun, bos-bos perbankan rupanya optimistis peluang Indonesia mengalami resesi relatif kecil.

Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) Sunarso mengatakan, negara lain mungkin berpeluang besar mengalami resesi di tahun ini, tapi tidak dengan Indonesia.

Dia memaparkan hasil survei Bloomberg, probabilitas Indonesia mengalami resesi di 2023 hanya sebesar 3 persen. Angka ini lebih kecil dibandingkan dengan Malaysia yang probabilitasnya sebesar 13 persen.

Bahkan banyak negara seperti Pakistan, Taiwan, Australia, Hong Kong, dan China probabilitas resesinya sebesar 20 persen. Sementara Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa probabilitasnya masing-masing 40 persen dan 50 persen.

"Kita juga bangga bahwa Indonesia mampu mengelola ekonominya, mampu mengintegrasikan dan mengkonsultasikan secara baik, maka saya kira ekonomi kita cukup solid dan kemudian peluang terjadinya resesi di Indonesia hanya 3 persen," ujarnya dalam webinar OJK Institute, Selasa (17/1/2023).

Meskipun dia mengakui, masih ada tangtangan yang harus dihadapi Indonesia di tahun ini seperti resesi AS, tensi geopolitik antara Rusia dan Ukraina, inflasi tinggi, kenaikan suku bunga acuan, disrupsi rantai pasok, hingga perlambatan ekonomi global.

"Situasi ekonomi global masih diwarnai ketidakpastian dan risiko perekonomian global meningkat, mendorong probabilitas kemungkinan ataupun peluang resesi ekonomi di banyak negara," ucapnya.

Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Hery Gunardi mengatakan, negara maju lebih berpeluang mengalami resesi di tahun ini dibandingkan dengan negara berkembang seperti Indonesia.

Menurutnya, negara-negara yang ada di kawasan emerging market seperti Asia kemungkinan resesinya kecil dibandingkan negara-negara di Eropa, Kanada, Australia, Turki, dan Meksiko.

"Kita bersyukur negara kita Indonesia probabilitasnya sangat kecil sekitar 5 persen diikuti Saudi, Thailand , dan China," kata Hery pada kesempatan yang sama.

Hal ini dikarenakan proyeksi pertumbuhan ekonomi di negara maju lebih lambat dibandingkan negara berkembang di Asia Tenggara. Meskipun baik negara maju maupun negara berkembang pada tahun ini akan sama-sama mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi.

"Kita lihat di AS misalnya, 2023 diperkirakan GDP hanya tumbuh sekitar 1 persen, begitu juga dengan negara Eropa GDP 2023 diperkirakan hanya akn mencapai 0,5 persen. Kalau kita lihat yang ada di area di Middle East dan Central Asia walaupun ada penurunan, tapi masih ada di angka sekitar 3,6 persen. Ini menunjukan emerging market pertumbuhan masih bagus walaupun mengalami perlambatan," tutur Hary.

https://money.kompas.com/read/2023/01/17/202000626/bos-bos-perbankan-optimistis-peluang-ri-masuk-ke-jurang-resesi-kecil

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke