Ke Cargill, Bahlil Tawarkan Konsep Kerja Sama Suplai Bahan Baku dengan Mitra Lokal

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menyatakan dukungan terhadap rencana investasi Cargill dan ekspansinya ke Indonesia. Kementerian Investasi, kata dia, siap membantu penyelesaian masalah investasi terkait bahan baku yang dihadapi oleh Cargill melalui koordinasi dengan kementerian/lembaga terkait.

Hal tersebut dia sampaikan saat bertemu dengan Executive Chair Cargill David Maclennan, di Pavilion Indonesia yang berada di Davos, Swiss, Selasa (17/1/2023), waktu setempat.

“Saya tawarkan kepada Cargill suatu konsep agar bekerja sama dengan mitra lokal dalam menyuplai bahan baku untuk pabrik. Yang penting kan ada kepastian bahan baku dengan harga yang kompetitif sehingga tidak terjadi persoalan kesulitan bahan baku. Sangat disayangkan untuk investasi sebesar ini,” ungkapnya dalam siaran persnya, Rabu (18/1/2023).

Cargill pada September 2022, telah berinvestasi senilai 100 juta dollar AS untuk proyek penggilingan jagung basah di Pasuruan, Jawa Timur. Kini, Kementerian Investasi juga mendorong agar proyek industri penyulingan kelapa sawit di Lampung senilai 200 juta dollar AS dapat direalisasikan tepat waktu.

Cargill adalah perusahaan multinasional asal Amerika Serikat yang bergerak di bidang pangan, pertanian, dan keuangan. Cargill di Indonesia beroperasi sejak tahun 1974 dan telah memperluas bisnis yang terdiri dari Pabrik Pakan Ternak, Pabrik Kelapa Sawit dan Perkebunan, Pemanis, Pengolahan Kakao, dan Produk Protein.

Cargill mengoperasikan fasilitas di 16 kabupaten dan 12 provinsi dengan total investasi lebih dari Rp 5,3 triliun dan penyerapan TKI sebanyak 2.997 orang.

Dalam kesempatan itu, Executive Chair Cargill David Maclennan menuturkan, proyek industri penyulingan kelapa sawit dapat selesai tahap konstruksinya pada Maret 2023, kemudian masuk tahap pengujian dalam beberapa bulan setelahnya dan masuk ke fase komersial.

“Kementerian Investasi telah menjadi pendukung terbaik bagi investasi kami. Kami telah menjadi mitra Indonesia selama 40 tahun lebih dan kami berkomitmen untuk hadir dalam jangka waktu yang panjang di Indonesia. Kami ingin mendukung petani Indonesia. Kami pun tentu lebih memilih bahan baku lokal daripada impor,” jelas David.