Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menakar Prospek Investasi Teknologi dalam Digitalisasi Rekam Medis Layanan Kesehatan

Berdasarkan hasil riset Philips bertajuk Future Health Index 2022 ditemukan, lembaga pelayanan kesehatan di Indonesia berniat berinvestasi lebih besar pada pemanfaatan teknologi. Adapun teknologi yang dimaksud misalnya pengembangan pelayanan kesehatan jarak jauh (telehealth) atau pengambangan kecerdasan buatan (artificial intellegence).

Sedangkan fokus lain dari pengembangan investasi lembaga pelayanan kesehatan lainnya adalah pengembangan data rekam media digital. Pasalnya, data rekam media masih sulit dipertukarkan antar penyedia layanan kesehatan lantaran tidak adanya regulasi yang standar.

Adapun sulitnya pertukaran data ini justru menyebabkan adanya keterlambatan atau penundaan pelayanan bagi pasien.

Digitalisasi, untuk layanan RS yang lebih baik

Chief Digital Transformation Office (DTO) Kementerian Kesehatan RI Setiaji mengatakan, pasien rumah sakit kadang menunggu terlalu lama sebelum mendapatkan penanganan karena pencarian berkas yang belum terdigitalisasi.

"Dan itu bisa sampai 3-4 jam. Kami sendiri sudah memiliki standar maksimal 1,5 jam untuk layanan di poli agar ke depan layanan jadi lebih baik," kata dia dalam acara webinar Building The Healthcare of the Future, Kamis (19/1/2023).

Ia menambahkan, saat ini beberapa lembaga layanan kesehatan mungkin telah mengadapatasi layanan online misalnya dalam urusan pendaftaran. Namun, hal tersebut belum menyeluruh karena biasanya nanti urusan rekam medisnya belum terhubung dengan masing-masing layanan seperti apotek, laboratorium, radiologi, dan rawat inap.

"Dengan demikian layananan jadi tetap lama dan sistemnya sendiri malah membuat para tenaga kesehatan," imbuh dia.

Selain dinilai tidak efektif, pelayanan yang belum terdigitalisasi juga ternyata membutuhkan pengeluaran yang besar terkait biaya bahan sampai tenaga kesehatan.

Untuk rumah sakit tipe C, layanan konfensional ini membutuhkan kurang lebih Rp 2 miliar per tahun.

Setiaji mengatakan, anggaran tersebut kemungkinan lebih besar dibandingkan menggunakan sistem digital yang sudah tersedia.

"Dari sisi sistem harusnya ini bisa jadi lebih murah, kalau menyewa sistem yang sudah ada, tidak perlu membangun infrastruktur," imbuh dia.

Digitalisasi rekam medis

Sependapat, Presiden Direktur Mayapada Hospital Grace Tahir mengatakan, penting untuk rumah sakit mulai mendigitalisasikan rekam medis pasiennya. Hal ini juga dapat menghemat ongkos dari layanan sebelumnya.

"Saya pernah ke rumah sakit yang bagus sekali depannya seperti mall, tetapi sampai dalam ternyata tenaga kesehatannya masih membawa keranjang yang berisi kertas rekam medis pasien untuk dibawa ke departemen lainnya, jadi ini jompalng banget," kata dia.

Selain upaya memanfaatkan teknologi dalam layanan rekam medis, pihaknya juga akan melakukan koneksi digital antar departemen, dokter, hingga ke pasien itu sendiri.

Rumah sakit Mayapada sendiri telah memiliki 5 cabang unit, tetapi saat ini belum terdapat koneksi antar cabang secara digital.

"Saat kamu ke sana, sekarang belum ada koneksi, masih perlu telepon untk mendapatkan rekam media pasien dari cabang yang lain, karena kami belum terkoneksi," jelas dia.

Namun begitu dalam menjalankan digitalisasi ini masih terdapat beberapa tantangan yang perlu dihadapi. Pasalnya, orang cenderung menghindari perubahan.Untuk itu pihaknya berusaha meyakinkan para pemangku kepentingan untuk dapat menghadapi ini.

"Pasti akan banyak bugs atau perubahan yang terjadi dari yang selama ini diketahui, tapi nanti akhirnya hal ini akan sangat berguna bukan hanya untuk rumah sakit tetapi juga untuk pasien," terang dia.

Sementara, Country Data Center Sales Lead Dell Technologies Indonesia Erwin Yusran mengatakan, secara global makin banyak orang yang berusia lanjut. Hal ini mendapatkan perhatian khusus dari penyedia layanan kesehatan.

Selain itu, pihaknya memprediksi telehealth, telemedicine, teleconsultation akan tumbuh sampai 7 kali lipat dari sekarang.

"Itu akan menjadi lebih mainstream dari sekarang," ucap dia.

Dengan teknologi digital diharapkan semuanya dapat berjalan lebih efisien. Namun ketika semua sudah terdigitalisasi dan berjalan dengan cepat, lembaga layanan kesehatan juga akan menghadapi masalah dengan cepat.

"Jadi sangat penting untuk mengubah tatanan proses sehingga itu bisa membantu information system yang flow-nya jauh lebih cepat," tutur dia.

Ke depan, kunjungan dokter juga mulai dapat digantikan dengan telemedicine untuk dapat semakin mengefektifkan layanan.

"Dokter bisa saling berkolaborasi dan menghasilkan analisis yang lebih cepat dari segi back end, tenaga ahli yang bisa melihat data dari mana saja terkait data imaging, akan menjadi tren yang berkembang pesat ke depannya," tutup dia.

https://money.kompas.com/read/2023/01/19/160000526/menakar-prospek-investasi-teknologi-dalam-digitalisasi-rekam-medis-layanan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke