Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

[KURASI KOMPASIANA] Merencanakan Program Hamil, Istri Perlu Resign?

KOMPASIANA---Setelah menikah, ada beberapa pasangan yang ingin segera punya momongan dan ada juga yang tidak.

Memiliki momongan memang pilihan, sebab ada yang mesti dipersiapkan: tidak hanya kelahiran anak, tapi juga kesiapan orangtuanya.

Nah, bagi pasangan yang menginginkan keturunan bisa melakukan program hamil.

Ada banyak metode yang sering kita dengar, seperti mengonsumsi buah atau asupan tertentu, atau menggunakan suatu terapi alternatif.

Kali ini mari simak 4 konten dari KOMAPSIANA tentang program hamil: dari masalah pekerjaan --jika memang sang Ibu merupakan wanita karir-- hingga kesiapan suami.

1. Merencanakan Kehamilan? Siapkan Tubuh dengan Pola Makan Berikut Ini

Ada satu hal yang disoroti Kompasianer Meita Eryanti tentang pasangan yang ingin hamil, yaitu asupan gizi.

Bagi pasangan yang ingin memiliki momongan, maka asupan gizi mesti seimbang untuk calon ibu hamil.

Hal itu penting karena dapat berakibat pada perkembangan sel telur dan sulitnya pelepasan sel telur.

"Jadi, yang kita harus perhatikan adalah asupan gizi secara keseluruhan, bukan bergantung pada beberapa macam makanan. Makan pisang setiap hari tidak akan lantas membuat kita hamil," tulis Kompasianer Meita Eryanti. (Baca selengkapnya)

2. Perlukah Resign Saat Sedang Merencanakan Program Hamil?

Mengapa mesti resign untuk Program Hamil kalau tetap dapat menjalani keduanya dengan seimbang?

Keresahan tersebut ditulis Kompasianer Nihayatu Saadah karena beranggapan resign kerja untuk program hamil (promil) setelah diskusi mendalam dengan sang suami.

Itu, menurutnya, berarti dia rela mengorbankan karirnya untuk kesejahteraan keluarganya.

Padahal bila ditilik lebih mendalam, lanjutnya, mungkin ada sebuah rasa "menyayangkan" keputusan ini.

"Sebab tidak dipungkiri bahwa perjalanan menuju puncak karir saat ini adalah tidak mudah," tulis Kompasianer Nihayatu Saadah. (Baca selengkapnya)

3. Sedang Program Hamil? Yuk, Intip Persiapan Kehamilan Berikut!

Selama merencanakan kehamilan yang dapat dilakukan adalah konsultasi dengan dokter, melakukan medical check up, berhenti menggunakan kontrasepsi dan lain sebagainya.

Akan tetapi, persiapan apa yang perlu dilakukan oleh kedua calon orang tua untuk menghadapi kehamilan?

Kompasianer Nok Asna menuliskan 5 persiapan yang bisa dilakukan seperti pemeriksaan golongan darah dan rhesus hingga skrining penyakit genetik.

"Skrining atau deteksi penyakit ini perlu untuk menghindari risiko terjadinya penyakit yang bisa diturunkan dari orang tua kepada bayi," tulisnya. (Baca selengkapnya)

4. Peran Suami dalam Merencanakan Program Kehamilan, Dijamin Tokcer!

Peran suami dalam merencanakan program kehamilan merupakan hal yang teramat penting, karena sperma yang dihasilkan oleh suami adalah faktor penting dalam proses kehamilan.

Itu baru satu hal, tetapi Kompasianer Isur Suryati juga melihat bahwa dukungan emosional dari suami itu juga sama pentingnya.

Lanjutnya, berproses mencoba untuk hamil dapat menjadi pemicu stres bagi istri.

Oleh karena itu, suami dapat membantu pasangan untuk mengatasi masalah itu dengan dukungan emosional dan memberikan kesempatan untuk berbagi perasaan. (Baca selengkapnya)

***

Simak beragam cerita dan pengalaman dari Kompasianer di KOMPASIANA mengenai Topik Pilihan: Merencanakan Program Hamil.

https://money.kompas.com/read/2023/01/30/004633726/kurasi-kompasiana-merencanakan-program-hamil-istri-perlu-resign

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke