Ketua tim likuidasi Wanaartha Life Harvardy Muhammad Iqbal mengatakan, langkah ini bukan berarti nasabah Wanaartha Life tidak percaya terhadap tim likuidasi.
"Kalau dibilang nasabah tidak percaya pada tim likuidasi saya rasa tidak," ujar dia kepada Kompas.com, Selasa (31/1/2023).
Harvardy mengatakan jumlah nasabah yang mengajukan PKPU hanya 2 orang. Hal tersebut terbilang kecil dibandingkan jumlah keseluruhan nasabah Wanaartha Life yang terakhir diketahui sebanyak kurang lebih 29.000 orang.
Dia menuturkan sejak OJK mengakui keabsahan tim likuidasi Wanaartha Life, sudah banyak nasabah yang melakukan pendaftaran tagihan.
"Saat ini jumlah nasabah (yang mendaftar) sudah lebih dari 600 pendaftar mewakili jumlah polis lebih dari 1.400 lembar," imbuh dia.
Harvardy yakin jumlah nasabah yang mendaftarkan polisnya akan terus tumbuh. Pasalnya, pihaknya telah membuka posko perwakilan di beberapa daerah lain di luar Jabodetabek.
Lebih lanjut, Harvardy menjelaskan adanya PKPU yang diajukan oleh nasabah ini tidak akan berpengaruh kepada proses likuidasi yang sedang berjalan.
Proses likuidasi akan terus berjalan sesuai amanat UU Asuransi dan POJK 28/2015.
Meskipun demikian, Harvardy menyebut pencairan aset belum dapat dilakukan dalam waktu dekat karena masih perlu menghadapi berbagai tahapan.
"Saat ini masih akan fokus pada penerimaan tagihan yang diajukan oleh para kreditor termasuk nasabah," pungkas dia.
Sebelumnya, Kuasa Hukum Nasabah Wanaartha Life Benny Wulur mengungkapkan upaya PKPU diambil untuk memperjuangkan dana nasabah kembali. Pihaknya melihat dengan tim likuidasi yang ada sekarang, harapan untuk dana kembali tak bakal terwujud.
Selain itu, ia melihat peluang dalam PKPU ini bisa dilakukan mengingat kondisi Wanaartha Life yang saat ini sudah tidak dalam kewenangan OJK karena izin usaha perusahaan asuransinya sudah dicabut.
https://money.kompas.com/read/2023/01/31/171020726/nasabah-wanaartha-life-ajukan-pkpu-tim-likuidasi-bukan-berarti-mereka-tak