Sebab, NIM merupakan indikator profitabilitas perbankan yang menunjukkan rasio perbandingan antara pendapatan bunga yang diterima bank dan bunga yang dibayarkan kepada pemilik dana yang dihimpun bank.
"Tadi saya tanya ke Pak Ketua OJK NIMnya berapa sih? Dijawab oleh Pak Ketua OJK 4,4 persen. Tinggi banget, ini mungkin tertinggi di dunia," ujarnya saat acara Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2023, Senin (6/2/2023).
Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI Sunarso mengungkapkan NIM BRI pada 2022 justru turun dari posisi 2008 yang sebesar 10,18 persen.
"NIMnya sudah turun 33,2 persen dibandingkan NIM BRI tahun 2008," ujarnya saat konferensi pers, Rabu (8/2/2023).
Penurunan NIM itu, kata Sunarso, diikuti oleh kenaikan laba bersih perseroan yang juga tumbuh dibandingkan 2008 dari Rp 5,96 triliun menjadi Rp 47,83 triliun di 2022.
Laba bersih BRI tumbuh
Namun, berdasarkan data BRI, pertumbuhan laba bersih itu tidak dipngaruhi oleh NIM, melainkan pertumbuhan volume kredit dan jumlah nasabah BRI terutama nasabah mikro.
Dia mengungkapkan, peningkatan laba bersih BRI di 2022 disebabkan oleh pertumbuhan jumlah nasabah mikro yang telah naik lebih dari 3 kali lipat menjadi lebih dari 15 juta nasabah.
Demikian halnya dengan volume kredit BRI yang tumbuh lebih 6 kali lipat menjadi Rp 1.029,80 triliun jika dibandingkan dengan posisi 2008 yang sebesar Rp 161 triliun.
"Jadi jelas pendorong utama laba BRI adalah semakin banyaknya usaha mikro yang bisa dilayani naik lebih dari 3 kali lipat dibandingkan tahun 2008," ucapnya.
https://money.kompas.com/read/2023/02/08/144141026/jokowi-sentil-perbankan-margin-bunga-bersih-tinggi-bos-bri-sebut-nim-nya-turun