Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Risiko Menggunakan Robot Trading

Oleh: Rangga Septio Wardana dan Ikko Anata

KOMPAS.com - Risiko dan bahaya robot trading ramai diperbincangkan setelah adanya beberapa perusahaan yang terindikasi praktik investasi bodong.

Meski demikian, banyak perusahaan yang masih memberikan penawaran yang menggiurkan untuk menggunakan robot trading. Bahkan, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mengimbau masyarakat agar tidak mudah tergiur janji yang ditawarkan.

Oleh karena itu, masyarakat perlu lebih waspada terhadap bahaya dan risiko penggunaan robot trading. Hal itu pun dibahas dalam siniar CUAN bertajuk “Tertarik Investasi Robot Trading, Simak ini dulu yuk!” dengan tautan dik.si/CUANRobot2.

Pengertian Robot Trading

Menurut Kementerian Perdagangan (Kemendag), robot trading merupakan perangkat lunak yang dapat bekerja secara otomatis untuk memonitor pasar, melakukan kalkulasi peluang entry, menempatkan transaksi, dan melakukan manajemen risiko berdasarkan algoritma yang telah ditanamkan pada setiap baris programnya.

Namun, sebenarnya alat ini tidak bisa bekerja dengan sendirinya tanpa ada pengendali di belakangnya. Oleh karena itu, pengendali harus memiliki pengetahuan yang luas mengenai robot trading dan sejumlah instrumen investasi untuk kebutuhan penggunanya.

Ciri-ciri Robot Trading yang Berbahaya

Faktor terbesar mengapa masyarakat mudah tergiur dengan keuntungan yang ditawarkan robot trading adalah rendahnya edukasi finansial. Padahal, investasi dengan robot trading memiliki risiko yang perlu diwaspadai.

Hanya dilakukan pada broker tertentu saja

Pengguna tidak dapat memilih broker. Mereka hanya dapat bertransaksi dengan broker yang telah ditentukan penyelenggara dengan ketentuan khusus. Hal ini bertujuan agar lebih dapat memungkinkan untuk memanipulasi chart trading fiktif yang telah diatur sedemikian rupa dan disesuaikan dengan janji bagi hasil yang diberikan.

Ketika trading fiktif ini dibandingkan dengan kondisi pasar yang sebenarnya, terjadi manipulasi pada waktu chart untuk mencocokkan kondisi harga pasar dengan bagi hasil. Hal ini dapat meyakinkan korban yang kurang teliti atau tidak mengerti.

Spread rate jual beli valas yang sangat jauh

Ketika membuka akun dan menyetorkan USD, pengguna tidak diperkenankan melakukan telegraphic transfer (TT) dolar ke dolar. Mereka diharuskan membeli dolar dari penyelenggara dengan lima hingga sepuluh persen lebih mahal dari harga wajar.

Sebaliknya, ketika melakukan penarikan, pengguna tidak bisa melakukan TT ke rekening dolar AS dan diharuskan menjual dolar dengan harga yang lebih murah.

Secara logis, tujuan spread jual beli yang tinggi secara tidak langsung akan memberikan keuntungan instan kepada penyelenggara trading. Pasalnya, setiap ada member baru, penyelenggara sudah mendapatkan keuntungan dari selisih penukaran tersebut.

Tidak berwujud

Robot trading yang ditawarkan tidak ada wujudnya. Selain itu, penyelenggara juga tidak menjelaskan tentang algoritma dan cara kerja program tersebut. Ini mengakibatkan tidak ada informasi mengenai kelemahan robot trading.

Seharusnya, robot trading hanya digunakan sebagai alat atau platform untuk membantu investor dalam operasi jual beli aset. Semua keputusan pembelian dan penjualan dalam semua investasi, harus dibuat oleh investor, bukan pihak ketiga.

Investor juga harus lebih waspada, pastikan platform yang akan digunakan legal dan memiliki izin Bappebti.

Lantas, apa saja yang perlu diperhatikan ketika hendak menggunakan robot trading?

Dengarkan jawaban lengkapnya dalam siniar CUAN episode “Tertarik Investasi Robot Trading, Simak ini dulu yuk!” yang dapat diakses melalui dik.si/CUANRobot2.

Di sana, ada banyak informasi seputar keuangan yang bisa menambah literasi finansialmu. Tunggu apalagi? Ikuti siniarnya sekarang juga dan akses playlist-nya di YouTube Medio by KG Media agar kalian tak tertinggal tiap episode terbarunya!

https://money.kompas.com/read/2023/02/27/161732126/risiko-menggunakan-robot-trading

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke