Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Perusahaan Pilihan Generasi Z

Alhasil generasi Orde Lama memiliki karakter tangguh, optimis, dan pekerja keras. Mereka memiliki kemandirian tinggi dan fokus pada pengembangan diri.

Saya adalah generasi x (Orde Baru, lahir tahun 1965-1980). Generasi Orde Baru bertumbuh ketika ekonomi global dan nasional membaik. Tetap bekerja keras tetapi tidak sekeras generasi Orde Lama. Generasi x dikenal sebagai pemecah masalah yang handal dan seorang good manager, mampu mengelola waktu dan pekerjaan dengan baik.

Kembali pada pola hubungan saya dengan atasan saya. Jelas sekali ketika saya pertama kali masuk kerja, atasan memiliki pengetahuan, keterampilan dan pengalaman yang jauh melebihi saya. Karena itu, saya harus belajar dari atasan. Atasan adalah guru dan saya (bawahan) adalah murid.

Seiring bergulirnya waktu, ketika saya pada posisi managerial, bawahan saya mayoritas generasi y (milenial atau sebut saja Era Reformasi yang lahir tahun 1981-1997). Era ketika teknologi (komunikasi) mengalami revolusi. Koneksi internet membaik dan mudah diakses. Telepon seluler mulai diproduksi massal. Inilah awal mula era digital.

Kondisi ekonomi jelas semakin baik. Pendidikan mereka juga semakin tinggi dan semakin bervariasi dibanding generasi Orde Baru. Alhasil mereka memiliki karakter realistis, penuh keinginan, percaya diri, multitasking, dan suka hal baru. Mereka cepat beradaptasi terhadap perkembangan teknologi.

Ada perbedaan signifikan antara atasan saya, saya, dan bawahan saya. Jika dulu saya belajar dari atasan, maka menghadapi anak buah (terutama yang milenial akhir, lahir tahun 1990-an ke atas), saya justru banyak belajar dari mereka. Saya hanya menang pengalaman dan insight. Pengetahuan dan keterampilan (terutama yang terhubung dengan teknologi) generasi milenial lebih menguasai.

Dalam lima tahun terakhir, generasi z (era Pasca-reformasi, lahir tahun 1998-2010) mulai memasuki dunia kerja. Mereka generasi asli (penduduk) digital. Saat generasi z lahir sudah terhubung dengan beragam aplikasi dan platform internet. Mereka adalah manusia yang multitasking, cerdas, dan segala sesuatu ingin serba instan.

Cara bekerjanya melampaui SOP (standard operating procedure), yaitu menggunakan cara sendiri tanpa harus melanggar SOP. Jika generasi Orde Lama dan Orde Baru adalah generasi aset, maka generasi z dan generasi milenial akhir adalah generasi experience (pengalaman).

Mereka ingin mendapat pengalaman sebanyak-banyaknya ketimbang mengumpulkan aset. Mereka lebih senang menjelajahi kolong Bumi untuk mendapat aneka pengalaman daripada dipusingkan dengan mengangsur cicilan rumah.

Badan Pusat Stastistik (BPS) dalam rilis terbaru tentang komposisi penduduk Indonesia menerangkan bahwa generasi Kemerdekaan (lahir sebelum 1945) sebanyak 1,87 persen, Orde Lama 11,56 persen, Orde Baru 21,88 persen, Reformasi (milenial) 25,87 persen, Pasca-reformasi (Z) 27,94 persen,  Pasca-Z sebesar 10,88 persen. 

Komposisi itu juga menjelaskan komposisi rata-rata pekerja pada berbagai organisasi. Gabungan antara generasi milenial dan Z menjadi mayoritas pekerja, antara 60-70 persen.

Apa yang Dicari Generasi Z

Isu tentang perang talenta yang digulirkan konsultan global McKinsey's tahun 1997 tetap menemukan relevansinya pada era multi disrupsi ini. Banyaknya generasi Z yang memasuki dunia kerja, akhirnya menyisakan gugatan, “Bagaimana agar talenta terbaik generasi Z tertarik dan berkarya pada sebuah perusahaan?”

Ada sebuah perusahaan yang berdiri sejak 1973. Perusahaan ini fokus pada agro industri dengan produk utama nanas, singkong (tapioka), pisang, jambu beserta produk turunan lainnya.

Karena model bisnisnya menggunakan konsep ekonomi sirkular, maka semua produk harus dapat dimanfaatkan. Dalam perkembangannya, perusahaan ini mengembangkan peternakan sapi.

Sejak tahun 2016, semua unit usaha disatukan dalam induk (holding) bernama Great Giant Foods (GGF). Sebagai perusahaan berbasis agro, secara teori bukan pilihan utama bagi generasi z. Dipastikan generasi z akan memilih perusahaan berbasis teknologi, perusahaan multinasional atau konglomerasi lokal yang memiliki nama besar.

Namun mengapa pada tahun 2022, GGF ditabalkan sebagai salah satu perusahaan yang menjadi pilihan generasi z? Pemimpinnya, Tommy Wattimena yang menjelaskan tentang keberhasilan GGF menjadi pilihan tempat bekerja generasi z.

Sebuah analisis gegabah mengatakan, generasi z yang inginnya serba cepat tak lebih kutu loncat yang tidak memiliki pendirian.

Justru dengan pengetahuan yang mereka miliki dan keberlimpahan informasi, generasi z digerakkan oleh yang namanya purpose (tujuan, visi) dan passion (hasrat, cinta). Mereka  menjadi kutu loncat karena pada perusahaan di mana mereka bekerja tidak mendapatkan purpose yang dicari dan passion yang membuatnya mencintai pekerjaannya.

Gabungan antara purpose dan passion itu adalah makna. Bahwa bekerja itu tidak sekedar tugas, di mana hubungan antara pemberi kerja dan pekerja transaksional belaka. Bukan pula sekedar karier, di mana pekerja akan mengejar karier setinggi-tingginya, kalau perlu dengan menggunakan jurus katak. Ke bawah menendang, ke samping menyikut, ke atas menjilat.

Makna bekerja adalah panggilan. Jika bekerja adalah tugas, maka gaji tak lebih hasil dari transaksi pekerja dengan perusahaan. Panggilan memberi makna, gaji adalah gabungan antara kompetensi dan kontribusi. Jika karier lebih fokus pada individu, panggilan melibatkan orang lain.

Saya berkarier bagus, sekaligus juga anak-buah ikut naik jabatan. Saya memperoleh aneka fasilitas, pun anak-buah menikmati berbagai fasilitas. Saya sukses orang lain ikut sukses. Perusahaan yang digerakkan oleh purpose (visi) tidak sekedar ucapan dan minim tindakan.

Kredo yang dikembangkan oleh GGF adalah “Great People, Great Food.” Manajemen GGF meyakini bahwa karyawan adalah aset terbesar perusahaan. Latar belakang mereka yang beragam, serta bidang keahlian yang luas, menjadi pendorong bagi GGF untuk maju.

Diterangkan Tommy Wattimena bahwa generasi z adalah generasi yang keingintahuannya besar. Terhubung dalam berbagai jejaring sosial. Kredo GGF apakah sekedar tempelan pada dinding perusahaan atau sudah menjadi budaya dan perilaku para pemimpinnya, mudah didapat infonya oleh generasi z.

Oleh karena itu, agar talenta terbaik dari generasi z mau berkarya pada perusahaan, harus ada keselarasan antara visi, misi, kredo dengan kenyataan. Faktor berikutnya yang membuat generasi z memilih bergabung adalah kepemimpinan.

Seperti saya, Tommy Wattimena adalah generasi Orde Baru. Ketika dulu awal mula bekerja, atasannya adalah guru. Sekaligus mandor yang semua perintahnya harus ditaati.

Memimpin generasi z tidak seperti itu. Pemimpin bukan mandor, tapi mentor. Pemimpin adalah mitra bagi anak buah untuk mewujudkan purpose-nya dan menemukan passion-nya. Konsep profit, people, planet sudah lama dikampanyekan.

Benar perusahaan didirikan untuk meraih profit. Dalam perkembangannya, tidak cukup profit semata. Perusahaan juga harus memperhatikan people (pekerja) sehingga mereka nyaman dan aman dalam bekerja. Planet (lingkungan) yang selama ini dieksplorasi dan dieksploitasi wajib dilindungi dan dijaga kelestarian.

Bagi generasi z, susunannya berubah menjadi people, planet dan profit. Bahwa profit itu hasil dari kontribusi people yang dimanusiakan dan planet yang dilestarikan.

Ekonomi sirkular yang dikembangkan oleh GGF merupakan implementasikan dari konsep ini. Semua produk yang dihasilkan GGF harus dapat dimanfaatkan untuk mendukung proses bisnis dan kelestarian lingkungan.

Berbasis pada pengalaman GGF, talenta terbaik generasi z akhirnya tertarik bergabung dan memberi kontribusi optimal kepada perusahaan apabila:

  1. Perusahaan adalah perkakas untuk mewujudkan makna bekerja.
  2. Kepemimpinan adalah mentor dan kemitraan.
  3. Keseimbangan antara manusia, lingkungan dan keuntungan.

Bagaimana dengan perusahaan Anda?

https://money.kompas.com/read/2023/03/02/155544626/perusahaan-pilihan-generasi-z

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke