Region Manager Retail Sales Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel, Awan Raharjo mengungkapkan, terdapat lokasi yang difokuskan menerpakan BBM satu harga yakni di kawasan tertinggal, terdepan dan terluar (3T).
"Indonesia negara kepulauan yang sangat beda dengan Malaysia dan Singapura, sehingga untuk distribusi BBM membutuhkan biaya sangat mahal. Tapi, Pertamina tetap menerapkan kebijakan satu harga," kata Awan dalam diskusi bertajuk ‘Subsidi Tepat, BBM Hemat: Perspektif Komunikasi Publik dan Energi’ di Universitas Sriwijaya, Palembang yang disampaikan dalam siaran pers, Senin (6/3/2023).
Letak geografis dan moda transportasi
Awan mengungkapkan, terdapat tiga moda transportasi untuk mendistribusikan BBM, di antaranya melalui jalur darat menggunakan truk tangki dengan biaya kurang lebih Rp 200 per liter. Sementara jika melalui jalur air, distribusi menggunakan kapal dengan biaya mencapai Rp 2.000 per liter.
"Selain darat dan laut, adalah udara, dengan biaya rata-rata mencapai Rp 14.000 per liter, sementara harga yang harus dijual sama. Ada 400 SPBU, 120 di antaranya menggunakan moda transportasi laut dengan kapal, yang udara ada 19," ujarnya.
Awan mengungkapkan, Pertamina mendapat mandat untuk mendistribusikan BBM ke seluruh pelosok negeri dengan harga yang dapat dijangkau atau affordable. Namun, harga BBM di Indonesia tidak bisa dibandingkan dengan negara lain.
Jumlah penduduk
“Mengapa di negara lain bisa lebih murah dari pada Indonesia? Misalnya dengan Qatar. Selain permasalahan distribusi, jumlah penduduk juga menjadi salah satu penyebabnya,” ungkap dia.
Dia mencontohkan, dengan total penduduk Qatar yang berjumlah 3 juta, sedangkan Indonesia 250-270 juta. Produksi Qatar mencapai 1,8 juta bph (barrel per hari), konsumsi dalam negerinya sekitar 300,000 bph, sehingga ada kelebihan 1,5 juta bph sebagai ekses produksi.
"Ini namanya Net Eksportir, sehingga di sana kelebihannya mungkin bisa dikasih gratis BBM-nya. Sementara itu, hasil penjualan 1,5 juta bph tadi bisa dipakai buat sekolah gratis, mungkin pengobatan gratis," lanjuta Awan.
Jumlah produksi minyak
Awan mengatakan, di Indonesia kondisi yang terjadi justru sebaliknya. Produksi minyak bumi belum sampai 1 juta bph, sedangkan kebutuhannya 1,4 juta bph.
"Sehingga kita harus impor, dan ada nilai kurs yang dipertimbangkan. Konsumsi kita juga terus bertambah karena penduduknya juga bertambah terus," tegas Awan.
https://money.kompas.com/read/2023/03/06/143600226/letak-geografis-sebabkan-harga-bbm-ri-variatif-beda-dari-malaysia-singapura