Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mencermati Generator Pertumbuhan Ekonomi di Pulau Jawa

Pertumbuhan ekonomi Indonesia ternyata tercatat tumbuh solid sebesar 5,01 persen (year on year) pada Triwulan IV tahun 2022.

Padahal selama triwulan IV tersebut, Bank Indonesia terus menaikkan suku bunga BI 7-day Repo Rate-nya secara agresif.

BI 7-day Repo Rate tercatat terus mengalami kenaikan yang agresif dalam periode tersebut, dari level 4,25 persen pada September 2022 ke level 4,75 persen pada Oktober 2022.

BI7DRR kemudian kembali dinaikkan ke level 5,25 persen pada November 2022 dan 5,50 persen pada Desember 2022.

Sebagai perbandingan, BI7DRR pada triwulan IV tahun 2021 tercatat stabil pada level 3,50 persen. Lebih rendah 1,25 persen - 2 persen range BI7DRR pada Kuartal IV tahun 2022.

Maka pertumbuhan ekonomi kita secara year on year justru tumbuh lebih baik pada tingkat suku bunga yang justru lebih tinggi.

Padahal Anda tentu sudah paham kaidahnya, kenaikan tingkat suku bunga cenderung berbanding terbalik dengan pertumbuhan ekonomi.

Sehingga tidak berlebihan apabila kita boleh kembali optimistis bahwa perekonomian kita telah beranjak pulih lebih cepat dan menunjukkan tanda–tanda resiliensi.

BPS bahkan mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 pada level 5,31 persen, lebih tinggi daripada pertumbuhan ekonomi kita pada masa sebelum pandemi Covid-19.

BPS mencatat berturut–turut pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,02 persen pada tahun 2019; 5,17 persen selama 2018, dan 5,07 persen pada 2017.

Pertumbuhan ekonomi kita pada 2022 ini juga lebih tinggi dari Amerika Serikat yang tercatat pertumbuhan ekonominya pada level 2,1 persen.

Juga lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi Tiongkok dan Uni Eropa yang masing–masing berada pada level 3,0 persen - 3,6 persen.

Namun demikian, secara spasial struktur ekonomi kita masih terkonsentrasi di Pulau Jawa. Pulau Jawa secara spasial lebih banyak berperan sebagai sentral industri dan perdagangan dalam tataran perekonomian nasional.

Pada 2022, distribusi Produk Domestik Bruto kita masih terkonsentrasi sebesar 56,48 persen di Pulau Jawa.

Maka pertumbuhan ekonomi di pulau Jawa sejatinya merupakah core dari pertumbuhan ekonomi nasional, sehingga menjadi lebih menarik bagi kita untuk mencermati secara lebih detail pertumbuhan ekonomi sepanjang kuartal IV – Tahun 2022 pada pulau Jawa.

Pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa disokong oleh tiga sektor ekonomi utama, yakni: industri, perdagangan, dan pertanian.

Sedangkan sektor pertambangan yang berperan cukup besar dalam pertumbuhan ekonomi secara nasional, lebih banyak berkontribusi pada sumber pertumbuhan ekonomi di luar Pulau Jawa.

Demikian juga fenomena commodity boom berupa lonjakan harga komoditas dunia tentunya berperan lebih banyak menjadi katalis pertumbuhan ekonomi pada daerah di luar Pulau Jawa.

Sebagai pulau dengan penduduk terbanyak, terdapat fenomena menarik yang terjadi pada Kuartal IV- Tahun 2022.

Dari tiga provinsi dengan penjumlah terbanyak se-Indonesia, ternyata hanya Provinsi Jawa Tengah yang mencatatkan pertumbuhan ekonomi di atas rata – rata pertumbuhan ekonomi nasional pada Kuartal IV – Tahun 2022, yakni sebesar 5,24 persen (yoy).

Provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur berturut–turut mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,61 persen (yoy) dan 4,76 persen (yoy) yang masih berada di bawah rata–rata pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 5,01 persen (yoy) pada Kuartal IV – Tahun 2022.

Demikian juga Provinsi DKI Jakarta dan Banten yang mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,76 persen (yoy) dan 4,03 persen (yoy) yang juga masih berada di bawah rata–rata pertumbuhan ekonomi nasional pada Kuartal IV – Tahun 2022.

Jika ditelisik lebih mendalam, sektor industri di Jawa Tengah ternyata menyumbang kontribusi terbesar di antara Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) lainnya, yakni sebesar 33,96 persen.

Distribusi tersebut jauh di atas distribusi rerata sektor industri pada Produk Domestik Bruto Nasional yang hanya sebesar 18,32 persen.

Tidak dapat dipungkiri, kehadiran berbagai kawasan industri di Jawa Tengah dan berbagai kebijakan pemerintah daerah yang menarik bagi investor, turut mendorong bertumbuhnya sektor industri di Jawa Tengah.

Setidaknya terdapat dua kawasan industri baru yang berpotensi dapat menjadi sentral industri nasional di Jawa Tengah, yakni Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang seluas 4.000-an hektar yang direncanakan akan selesai dibangun pada 2024 dan Kawasan Industri Kendal seluas 2.200 hektar.

Menarik investasi pada sektor industri sejatinya merupakan salah satu kunci dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu daerah.

Sektor industri merupakan sebuah generator pertumbuhan ekonomi yang mampu menggerakkan roda perekonomian bagi sektor–sektor lainnya.

Sebagai contoh selama 2022, Transportasi dan Pergudangan menjadi kategori usaha penyumbang pertumbuhan ekonomi paling besar di Jawa Tengah, yakni sebesar 1,78 persen total pertumbuhan ekonomi sebesar 5,31 persen.

Tentu kontribusi PDRB dari sektor industri yang besar dan signifikan di Jawa Tengah jugalah yang turut mendorong tumbuhnya usaha transportasi dan pergudangan tersebut.

Kapasitas produksi yang bertumbuh tentu akan turut mendorong kebutuhan akan channel distribusi dan juga penyimpanan.

Sektor industri sendiri turut menjadi sektor lapang usaha penyumbang pertumbuhan ekonomi tebesar di Jawa Tengah pada Kuartal IV- Tahun 2022, yakni sebesar 0,67 persen quarter to quarter (q to q).

Dalam usaha kita untuk mencapai steady-state growth atau pertumbuhan ekonomi yang stabil dan mantap, tentunya kita dituntut untuk memiliki generator pertumbuhan ekonomi yang berdaya saing serta mampu menimbulkan multiplier effect.

Dengan keadaan geografis dan jumlah penduduknya yang besar, sektor industri merupakan generator pertumbuhan ekonomi yang ideal dan harus terus didorong pertumbuhannya di Pulau Jawa.

Tentunya pertumbuhan ekonomi yang stabil dan berkelanjutan tidak dapat dicapai secara instan. Perlu perencanaan dan kebijakan yang berkesinambungan dari pemerintah pusat dan daerah, dari waktu ke waktu.

Pemerintah daerah tentu juga harus hadir untuk memberikan stimulus dan menjaga kondusitivitas berusaha yang mampu menarik investasi pada sektor industri di daerahnya.

Di samping itu, Penduduk Indonesia yang lebih dari 275 juta jiwa, tentu juga menjadi target market yang menarik bagi pengembangan sektor industri dan produksi.

Konon pertumbuhan ekonomi membutuhkan 4 sumber daya: land, labour, capital dan entrepreneurship.

Land dan Labour kita tentu demikian berlimpah, capital dan entrepreneurship semestinya dapat diusahakan dengan berbagai stimulus dan kebijakan.

Selanjutnya yang diperlukan adalah adanya goodwill dan panggilan beyond the call of duty bagi pemerintah daerah untuk memacu pertumbuhan ekonomi di daerahnya.

Maka seharusnya kita lagi–lagi masih terus bisa optimistis, walaupun terkadang memang tetap harus realistis.

https://money.kompas.com/read/2023/03/09/172549026/mencermati-generator-pertumbuhan-ekonomi-di-pulau-jawa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke