Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

JICT Hadirkan Quay Container Crane dan Implementasi Sistem Digital di Pelabuhan

Von Humboldt merupakan kapal berkapasitas 16.000 TEUs, dan merupakan salah satu kapal terbesar di dunia yang pernah sandar di pelabuhan Indonesia. Untuk itu, JITC mendatangkan dua QCC (Quay Container Crane) jenis Super Post Panamax buatan Sany Marine Heavy Industry, salah satu produsen alat derek terkemuka asal China.

Alat yang memiliki jangkauan 65 meter dan kapasitas sampai 65 ton ini dipasang di dermaga untuk menggantikan 2 unit QCC lama yang sudah melayani delapan dermaga yang dimiliki JICT. Tambahan peralatan dengan investasi 15 juta dollar AS atau Rp 230 miliar dinilai dapat meningkatkan produktivitas JICT.

“Kami percaya JICT mampu mempertahankan posisi sebagai gerbang utama ekspor-impor Indonesia,” kata Direktur Utama JICT Ade Hartono dalam siaran pers, Kamis (9/3/2023).

Yukki Nugrahawan Hanafi, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) yang juga merupakan Wakil Presiden Direktur Interport, anak perusahaan Indika Energy mengatakan, tambahan crane baru tersebut akan dapat meningkatkan level of service JICT.

“Kualitas dan produktivitas arus barang akan meningkat. Layanan JICT juga akan lebih cepat. Hal ini akan menguntungkan para pengguna jasa,” kata Yukki.

Wakil Direktur Utama JICT Budi Cahyono mengatakan, selain terus memodernisasi peralatan untuk meningkatkan produktivitas, JICT juga menerapkan digitalisasi dan otomatisasi dalam seluruh operasi pelabuhan, mulai dari pintu gerbang hingga transaksi pembayaran.

“Kami sudah melakukan otomatisasi gerbang dengan JICT Auto Gate System (JAGS) dikombinasikan dengan aplikasi Truck ID sejak 2016. Dua tahun kemudian, aplikasi ini mditerapkan di seluruh gerbang Pelabuhan Tanjung Priok,” ungkap Budi.


Budi menceritakan, begitu ada pelanggan yang mengajukan order, otomatis operator di Head Truck dan RTGC bisa langsung bergerak. Sehingga, pengguna jasa bisa mendapatkan kepastian, termasuk lokasi kontainer mereka.

“Tidak ada lagi pelanggan yang bisa minta didahulukan, padahal datangnya belakangan. Sewaktu sistemnya masih manual, persoalan ini menjadi isu di terminal,” lanjut Budi.

Sistem pembayaran biaya ekspor-impor di JICT juga sudah bisa dilakukan secara online menggunakan aplikasi Web Billing (WEBI) atau Mobile Apps berbasis Android. Pengguna jasa juga tak perlu lagi datang ke pelabuhan untuk melakukan pembayaran.

“Dulu mereka harus membawa uang ratusan juta rupiah hanya dalam tas kresek. Sekarang mereka bisa melakukannya melalui ATM atau internet banking bank-bank pemerintah,” tambah dia.

Sebagai informasi, hingga November 2022, arus barang di JICT mencapai 1,8 juta TEUs. Budi memperkirakan nilai ini akan terus meningkat dan bisa mencapai total arus barang di atas dua juta TEUs.

https://money.kompas.com/read/2023/03/10/120000926/jict-hadirkan-quay-container-crane-dan-implementasi-sistem-digital-di

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke