Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Shopee dan GOTO PHK Karyawan, Demi Efisiensi dan Perbaikan Fundamental?

Kebijakan itu diakui manajemen kedua perusahaan itu dalam rangka meningkatkan efisiensi dan memperkuat fundamental.

Shopee mengumumkan PHK pada Kamis (9/3 /2023). Menurut Deal Street Asia,  jumlah karyawan terdampak lebih dari 200 orang.

"Shopee melakukan langkah penyesuaian sebagai upaya untuk meningkatkan efisiensi operasional," sebut juru bicara Shopee Indonesia.

Shopee memastikan proses PHK ini dilakukan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, yakni dengan pemberitahuan 14 hari kerja sebelum tanggal kerja terakhir.

Karyawan yang terdampak juga akan mendapat pesangon sesuai ketentuan Undang-Undang dan tambahan satu bulan gaji. Khusus bagi karyawan muslim, tetap akan mendapatkan Tunjangan Hari Raya (THR) sesuai ketentuan berlaku.

"Seluruh karyawan yang terdampak juga masih dapat menggunakan asuransi kesehatan perusahaan hingga 3 bulan setelah hari kerja terakhir," ujarnya..

PHK di Shopee terjadi ketika induk usaha Sea Ltd. telah mencetak laba kuartalan pada Kuartal IV-2022. Sea Ltd meraih laba bersih 422,8 juta dollar AS atau sekitar Rp 6,34 triliun (kurs Rp 15.000 per dollar AS).

Pada tahun lalu, Sea juga telah melakukan PHK dengan jumlah sekitar 7.000, seperti dilaporkan oleh Bloomberg pada November 2022 lalu. PHK yang terjadi pada tahun itu berperan dalam profitabilitas Shopee pada kuartal IV-2022.

Menyusul Shopee, GOTO pada Jumat (10/3/2023), juga mengumumkan perampingan organisasi yang berdampak kepada pengurangan jumlah karyawan. Jumlah karyawan yang terkena pengurangan mencapai 600 orang, lebih sedikit dari PHK yang dilakukan pada November tahun lalu sebanyak 1.300 karyawan.

GoTo Group Corporate Secretary Koesoemohadiani menjelaskan, manajemen melakukan pembaruan strategi untuk membangun perusahaan yang berkelanjutan, menguntungkan, dan dapat terus memberikan dampak positif jangka panjang bagi jutaan orang.

“Dalam mencapai tujuan tersebut, kami melakukan kajian secara menyeluruh dan terus menerus, untuk menentukan peningkatan yang dapat dilakukan di setiap kegiatan bisnis,” katanya.

Dari kajian tersebut lanut Koesoemohadiani, manajemen telah mengidentifikasi sejumlah penyesuaian yang perlu dilakukan untuk memperkuat operasional perusahaan.

Salah satu penyesuaian tersebut adalah konsolidasi sejumlah bisnis dan tim dalam ekosistem, untuk menghadirkan organisasi yang lebih ramping serta lebih siap untuk menanggapi permintaan pasar.

“Sebagai contoh, kami merestrukturisasi pada bisnis offline merchant di GoTo Financial dan menyatukan dua tim offline merchant. Penyesuaian seperti ini akan membantu kami memberikan layanan yang lebih baik kepada merchant, sekaligus mengurangi biaya,” katanya.

Konsolidasi dan sentralisasi beberapa fungsi penunjang bisnis akan menjadi shared resources atau sumber daya bersama, yang diharapkan mampu menghadirkan layanan berkualitas tinggi di seluruh ekosistem, sekaligus menghindari adanya duplikasi fungsi dalam unit bisnis.

Selain konsolidasi, Koesoemohadiani menambahkan, GoTo juga meninjau kembali prioritas, dan akan mengurangi skala atau menunda kegiatan bisnis serta inisiatif yang bukan merupakan layanan inti.

“Contohnya, kami akan mengurangi beberapa bagian dari layanan Mitra Tokopedia, agar sumber daya perusahaan dapat difokuskan pada kegiatan yang akan mendorong dampak lebih besar,” katanya.

Di luar konsolidasi dan prioritasi, GOTO juga melakukan otomatisasi agar proses bisnis lebih efisien. Contoh di bisnis on demand service (ODS). Penggunaan teknologi di fungsi sales dan operations mengubah proses rekonsiliasi data dari manual menjadi otomatis.

“Selain menjadi lebih cepat dan efisien, juga meningkatkan produktivitas. Adopsi teknologi tentu berimplikasi pada sejumlah posisi dan fungsi kerja,” katanya.

Sementara itu pada kesempatan berbeda, Analis Samuel Sekuritas Farras Farhan menilai, kebijakan Sea dan GOTO diperlukan untuk mencari titik yang ideal sehingga perusahaan bisa bertumbuh secara berkelanjutan.

“Khusus untuk GoTo, perusahaan ini telah memasuki fase baru yaitu transisi dari growth ke profitability. Perubahan ini menuntut manajemen untuk lebih disiplin dalam hal operasional termasuk pengelolaan bisnis dan sumber daya yang lebih bijak untuk memastikan pertumbuhan yang sehat dan berjangka panjang,” kata Farras.

Farras menambahkan, dengan jumlah karyawan yang ideal, GOTO bisa memangkas biaya operasional dan pada akhirnya mampu memperbaiki neraca keuangannya secara signifikan.

“Tantangan GOTO adalah meyakinkan market bahwa peta jalan mempercepat profitabilitas bisa diwujudkan. Dan kami melihat komitmen manajemen mengurangi biaya bakar uang dan promosi tidak lah cukup. Selain meningkatkan revenue dan memangkas biaya promosi, GOTO juga mesti cermat berhitung biaya pegawainya,” katanya.

https://money.kompas.com/read/2023/03/10/193600226/shopee-dan-goto-phk-karyawan-demi-efisiensi-dan-perbaikan-fundamental-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke