Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

"Jerit" Tekstil Lokal "Tergusur" Impor Pakaian Bekas, 25.000 Pekerja Bakal Terdampak

Ketua Umum Asosiasi Perteksilan Indonesia (API) Jemmy Kartiwa Sastraatmadja mengatakan, jumlah produk pakaian bekas impor saat ini lebih banyak daripada tahun sebelumnya.

"Beberapa tahun lalu belum terlalu mengganggu, sekarang sudah ada di mana-mana, benar-benar merasakan pakaian bekas mengganggu," ujar Jemmy kepada Kompas.com, Senin (13/3/2023).

Ia menambahkan, ketika utilisasi industri kecil menengah (IKM) rendah, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) akan terhambat.

"Kalau tidak bisa menjual barang jadi seperti gamis, hijab, atau t-shirt, mereka tidak memberi kain, industri TPT akan terganggu," imbuh dia.

Ia menjelaskan, utilisasi industri tekstil dan produk tekstil (TPT) sudah berada pada kisaran 60 persen.

Padahal sebelumnya, utilisasi industri TPT mencapai 80 persen pada kuartal I dan II tahun 2022.

"Sekarang turun bukan karena karena ada banyak impor pakaian bekas, tapi juga karena dibanjiri produk impor lainnya juga," terang dia.

Jemmy menerangkan, industri TPT akan sangat terpengaruh ketika penjualan di hilir mengalami gangguan.

25.000 pekerja bakal terdampak

Jemmy bilang, ada potensi tenaga kerja yang terdampak akibat impor pakaian bekas ini sebanyak lebih dari 25.000 orang.

Hal tersebut dapat terjadi ketika industri kecil menengah (IKM) sampai ke hulunya terganggu.

Ia berharap, pemerintah mengambil tindakan tegas dengan menegakkan pengawasan terhadap pelarangan terhadap impor pakaian bekas.

"Impor pakaian bekas itu banyak dari Amerika Serikat dan Eropa, dari sana disortir, dipilih, ada kelas bermerek dan nonmereka," tandas dia.

https://money.kompas.com/read/2023/03/13/192246526/jerit-tekstil-lokal-tergusur-impor-pakaian-bekas-25000-pekerja-bakal-terdampak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke