Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Peluang Inovasi Bisnis Ritel

SEIRING dengan pulihnya mobilitas masyarakat pasca-PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) resmi dicabut pada 30 Desember 2022 lalu, penjualan ritel diyakini akan tumbuh cepat tahun ini.

Seorang pengamat memprediksi penjualan akan tumbuh 4 persen dibanding tahun lalu atau searah dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini yang diperkirakan dapat mencapai 5,1 persen (versi Bank Indonesia).

Bisnis ritel secara umum menawarkan barang konsumen (consumer goods) yang terbagi atas tiga jenis, yaitu barang nyaman (convenience goods), barang shopping (shopping goods) dan barang khusus (specialty goods).

Adalah Melvin T. Copeland (1923) yang pertama kali mengklasifikasikan ketiga jenis barang itu dalam publikasinya di Harvard Business Review.

Bucklin (1963) kemudian menyempurnakan pemahaman mengenai makna dari ketiga jenis barang konsumen tersebut.

Menurut dia, barang nyaman adalah barang di mana sebelum kebutuhan akan barang tersebut muncul, konsumen telah memiliki “peta” preferensi yang mengindikasikan kemauan membeli pada produk yang diketahui daripada melakukan usaha tambahan untuk produk lain.

Konsumen telah menetapkan produk yang akan dibeli sebelum berangkat ke toko. Barang-barang yang tersedia di minimarket yang mayoritas merupakan kebutuhan sehari-hari termasuk di dalam kategori ini.

Sementara barang shopping adalah barang di mana konsumen belum mengembangkan “peta” preferensi yang lengkap mengenai produk sebelum kebutuhan muncul sehingga menuntut konsumen untuk mencari informasi tatkala akan melakukan pembelian.

Konsumen belum memutuskan merek produk yang akan dibeli dan keputusan pembelian baru dilakukan di toko.

Toko yang menjual barang shopping memfasilitasi konsumen agar dapat mencari informasi yang dibutuhkan sehingga keputusan pembelian dapat dilakukan dengan cepat.

Kenyamanan toko dan pelayanan yang berkualitas menjadi syarat penting keberhasilan toko ritel ini.

Terakhir, barang khusus adalah barang di mana, sebelum kebutuhan konsumen timbul, konsumen telah memiliki “peta” preferensi yang mengindikasikan kemauan melakukan usaha tambahan yang dibutuhkan untuk membeli produk yang paling disukai daripada membeli barang substitusi yang telah tersedia.

Kekuatan merek menjadi hal mendasar. Konsumen loyal pada merek dan rela melakukan usaha ekstra demi memperoleh produk idaman.

Kombinasi

Jika berpikir secara linear, ketiga jenis barang konsumen tersebut dijual di toko yang memang sesuai dengan kategorinya.

Dengan demikian, convenience store menjual barang nyaman, shopping store menjual barang shopping, dan specialty store menjual barang spesial.

Bucklin menguraikan, tiga jenis barang dan tiga jenis toko jika dibuat matriks tiga kali tiga, menghasilkan sembilan kemungkinan toko yang menjual berbagai jenis barang, yang tidak selalu linier dengan kategorinya, seperti disajikan pada tabel berikut ini:

Keenam kombinasi yang tidak linier adalah, pertama, convenience store yang menjual barang shopping.

Apa yang diterapkan hybrid convenience store di Indonesia saat ini seperti Lawson atau Seven Eleven yang sempat hadir di Indonesia, dapat ditafsirkan sebagai perpaduan convenience store-shopping goods.

Secara lokasi, toko ritel ini mudah diakses dan tersebar di banyak tempat, tetapi barang yang ditawarkan tidak melulu barang nyaman.

Konsumen bisa jadi belum memiliki preferensi yang tegas mengenai produk apa yang akan dibeli, karena sekadar iseng-iseng datang, untuk mencari atmosfer baru. Keputusan pembelian baru dilakukan di toko.

Kedua, convenience store menjual barang spesial. Konsumen membeli produk bermerek yang disukai di toko yang paling mudah diakses.

Produk dengan merek yang memiliki reputasi tinggi, dapat ditawarkan melalui konsep convenience store. Kemudahan akses akan makin mendekatkan produk dengan konsumen. Loyalitas akan makin terjaga.

Ketiga, shopping store menjual barang nyaman. Pada kondisi ini konsumen memandang bahwa aneka produk tidak memiliki diferensiasi yang signifikan.

Namun konsumen mencoba membanding-bandingkan berbagai toko untuk memastikan harga yang lebih murah atau pelayanan yang lebih baik.

Peritel yang mengaplikasikan konsep ini, mendesain toko agar konsumen mudah melakukan komparasi antarproduk dan memberikan layanan prima.

Keempat, shopping store menjual barang spesial. Konsumen telah memiliki preferensi yang kuat pada salah satu merek tertentu, namun seperti halnya kombinasi shopping store-barang nyaman, konsumen tetap melakukan perbandingan untuk memastikan ritel terbaik dan memperoleh harga yang paling pantas.

Kelima, specialty store menjual barang nyaman. Pada konsep ini, konsumen menyukai berbelanja di toko yang khusus karena berbagai alasan seperti reputasinya yang baik, tetapi produk yang dicari sebenarnya tidak memiliki perbedaan spesifik, karena merupakan barang kebutuhan sehari-hari.

Peritel membangun toko dengan konsep merek yang kuat dan spesial untuk membangun loyalitas konsumen terhadap toko.

Terakhir, specialty store menjual barang shopping. Konsep yang terakhir ini serupa dengan kombinasi specialty store-barang nyaman, tetapi barang yang ditawarkan adalah barang shopping, sehingga konsumen melakukan aktivitas belanja untuk memastikan pembelian terbaik di antara barang shopping yang tersedia.

Peritel menginisiasi desain toko yang membuat konsumen nyaman melakukan aktivitas berbelanja.

Kombinasi-kombinasi yang dapat diadopsi peritel ini, sesungguhnya bukan hal baru. Kebanyakan peritel berfokus pada model yang sudah ada dan tak berinisiatif untuk memulai sesuatu yang berbeda.

Uraian ini semoga saja dapat membuka wawasan betapa masih banyak peluang inovasi toko ritel yang dapat dieksplorasi.

*Dosen Tetap Program Studi Sarjana Manajemen, Fakultas Ekonomi & Bisnis, Universitas Tarumanagara.

https://money.kompas.com/read/2023/03/14/095223526/peluang-inovasi-bisnis-ritel

Terkini Lainnya

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke