Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kadin Soroti Minimnya Alat Kesehatan di Dalam Negeri

Menurut Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bidang kesehatan Charles Honoris, harusnya industri rumah sakit di Tanah Air membenahi kualiatas pelayanan sehingga bisa menarik minat masyarakat.

"Kita tentunya berharap, ketika pandemi Covid-19 adalah kesempatan bagi rumah sakit-rumah sakit di Indonesia untuk bisa memperbaiki kualitas karena masyarakat terbatas mobilitasnya," ujarnya dalam Forum Industri RUU Kesehatan di Jakarta, Kamis (16/3/2023).

"Tapi kita belum melihat itu terjadi sehingga ketika pintu bepergian kembali dibuka, kita melihat kembali wisata medis ke negara-negara tetangga," lanjut dia.

Charles mengungkapkan bahwa fasilitas dan alat kesehatan di Indonesia masih minim. Hal itu dibuktikan dengan terbatasnya alat CT scan serta peralatan operasi.

"Kalau dari sisi pasiennya kebanyakan mengeluh dari peralatan yang kurang. Di Indonesia saja alat pet ct scan cuma ada dua di Jakarta, cath lab saja hanya ada sekitar 50 (unit) untuk melayani 280 juta penduduk," ujarnya.

Selain itu, keramahan petugas medis terhadap pasien pun dinilai masih kurang. Maka dari itu, dibutuhkan pembenahan dari segi sumber daya manusia (SDM).

"(Soal keramahan petugas medis) itu bagian yang harus instropeksi diri untuk memperbaiki kitanya sendiri termasuk dari sisi rumah sakit," ungkap Charles.

Selain itu, dia juga menilai perlunya ada penambahan tenaga kesehatan di rumah sakit. Charles berharap calon tenaga kesehatan yang mengemban pendidikan di luar negeri bisa mengabdi di Indonesia.

"Ke depan tentu dengan adanya berbagai perbaikan yang dibuat di RUU Kesehatan ini baik itu di sumber daya manusia kesehatan, memperbanyak dokter-dokter, memperbanyak lagi tenaga kesehatan termasuk mengizinkan lagi diaspora untuk kembali berpraktik di Indonesia," pungkasnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengatakan, sebanyak 2 juta warga Indonesia saat ini masih berobat ke luar negeri. Potensi devisa sebesar Rp 165 triliun pun hilang ke berbagai negara akibat kondisi tersebut.

"Hampir 2 juta. Kurang lebih 1 juta ke Malaysia, kurang lebih 750.000 ke Singapura. Dan sisanya ke Jepang, Amerika ke Jerman dan lain-lain," Jokowi saat mengunjungi RS Mayapada, Bandung pada Senin (6/3/2023) sebagaimana dilansir dari siaran pers.

Presiden menegaskan, kondisi itu tak bisa dibiarkan terus terjadi. Sebab ada aliran modal (capital outflow) yang keluar negeri terus-menerus.

https://money.kompas.com/read/2023/03/16/214500526/kadin-soroti-minimnya-alat-kesehatan-di-dalam-negeri

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke