"Antisipasi kami ya pasti impor. Tapi bukan kami hobi impor, ini antisipasi saja. Kami lihat perkembangannya," ujar Buwas di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (17/3/2023).
Dia mengatakan, pemerintah akan mengimpor beras jika produksi dalam negeri selama panen raya di 3 bulan ke depan tidak mencapai target.
Adapun Bulog berusaha menyerap 70 persen kebutuhan cadangan beras pemerintah (CBP) dari dalam negeri, atau sebanyak 1,2 juta ton pada masa panen raya, dari total target tahun ini 2,3 juta ton.
Menurut dia, impor beras ditujukan untuk memenuhi total kebutuhan masyarakat agar tidak terganggu.
Oleh sebab itu, dia menegaskan bahwa impor dilakukan demi menjaga kebutuhan masyarakat Indonesia.
"Jadi bukan semata-mata kemauan Bulog," kata Buwas.
Lebih lanjut dia mengatakan, Perum Bulog akan terus menggandeng Bapanas serta Kementerian Pertanian (Kementan) untuk menyerap kebutuhan cadangan beras pemerintah (CBP) sesuai yang ditargetkan.
Walau demikian, Bulog ragu target tersebut bisa tercapai lantaran produksi petani dalam negeri terganggu faktor cuaca.
Dia pun mengaku optimis Bulog bisa bersaing dengan swasta dalam membeli beras petani dengan angka HPP gabah kering panen Rp 5.000 per kilogram.
"Kalau harga ga ada masalah, toh itu mengunakan uang negara. Kami sudah berhitung," kata Buwas.
Diberitakan sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan, pemerintah kembali membuka opsi impor beras 500.000 ton untuk menjaga ketersediaan dan stabilitas harga beras di pasar. Dia mengatakan, saat ini stok beras di Bulog sekitar 300.000 ton.
"Beras ini, kemarin dipimpin presiden, kapanpun diperlukan kita bisa masuk lagi (impor) 500.000 ton, karena stok bulok yang 1,2 juta, sekarang kalau enggak salah tinggal 300.000an," kata Zulkifli dalam rapat kerja dengan Komisi VI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (15/3/2023).
Zulkifli memastikan, impor beras tersebut tidak akan dilakukan dalam waktu dekat mengingat saat ini merupakan musim panen raya.
https://money.kompas.com/read/2023/03/17/142109726/pemerintah-buka-opsi-impor-beras-500000-ton-bulog-sebut-untuk-antisipasi