Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Upaya Mitratel Mengulik Gurihnya Cuan Bisnis Fiber Optik

Tahun ini, perseroan menargetkan menambah 13.000 kilometer (km) fiber optik. Dengan ekspansi fiber optik yang agresif, berapa "cuan" yang ditargetkan dari bisnis baru perseroan ini?

Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko atau Teddy Hartoko mengatakan, pertumbuhan fiber optik perseroan akan mendorong pertumbuhan bisnis adjacent perseroan.

Pada 2022, Mitratel mengakuisisi 6.012 kilometer (km) fiber optik senilai Rp 0,6 miliar. Serta pertumbuhan organik sepanjang 10.629 km.

"Total pesanan 25.000 km sepanjang 2022. Dana IPO sudah 75 persen terpakai pada 2022, sebanyak Rp 9,3 triliun untuk akuisisi anorganik termasuk fiber optik sepanjang 6.000 km," ujar Teddy dalam acara media gathering di Bali, Jumat (17/3/2023).

"Tahun 2022 kita bisa ambil 30 persen kebutuhan mobile operator untuk fiber optik dengan baik," lanjutnya.

Menurut dia, total permintaan fiber optik di Indonesia mencapai sepanjang 85.000 km.

Rincian rollout fiber optik Mitratel pada 2022 yakni di Sumatera sepanjang 2.2558 km, di Jawa 9.05 km, di Kalimantan sepanjang 203 Km, di Sulawesi sepanjang 3.900 km kemudian di Bali dan Nusa Tenggara 575 km.

Dengan demikian, fiber optik Mitratel untuk wilayah Jawa berkontribusi 58 persen dari total portofolio sepanjang 16.641 km sepanjang 2022.

Bagaimana dengan tahun ini?

Teddy menegaskan, menjaga dominasi atas kebutuhan rollout mobile network operator (MNO) dan penyediaan bisnis adjacent lain jadi fokus utama perseroan tahun ini. Tujuannya, agar jadi pemimpin yang kuat di pasar.

Menurut Teddy, dari rencana belanja modal (capital expenditure/capex) perseroan tahun ini, juga akan digunakan untuk membiayai penambahan 13.000 fiber optik.

"Sumber cape tahun ini dari dana sisa IPO masih Rp 4 triliun, sisanya pakai modal sendiri," lanjutnya.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Mitratel Ian Sigit Kurniawan menambahkan, perseroan menargetkan pendapatan Rp 200 miliar tahun 2023 dari bisnis fiber optik.

Target pendapatan ini, lanjutnya, belum besar, sebab nature bisnisnya berbeda dengan penyewaan menara telekomunikasi.


Peluang pertumbuhan

Fiber optik masuk bisnis adjacent di Mitratel. Dua bisnis adjacent perseroan yakni Fiber to the Tower (FTTT) dan Power to the Tower (PTTT). Keduanya digadang akan mendorong pertumbuhan bisnis perseroan ke depan.

Menurut Mitratel, FTTT memiliki peluang besar bagi perusahaan menara telekomunikasi untuk mendukung mobile operator meningkatkan kapasitas dan kebutuhan backhaul mereka.

PTTT sendiri peluang kedua terbesar setelah FTTT, karena kebutuhan sumber daya untuk lokasi-lokasi grid off atau terpencil.

"Mustahil 5G digelar tanpa fiber optik," tambah Direktur Operasi dan Pembangunan Mitratel Pratignyo Arif Budiman.

"Fiber optik sesuatu yang mustahil untuk tidak
digunakan karena

Optik sangat robust terhadap latency.

Tahun lalu kami gelar fiber optik organik 10.000 km dan anorganik 6.000 km," lanjutnya.

https://money.kompas.com/read/2023/03/18/224604726/upaya-mitratel-mengulik-gurihnya-cuan-bisnis-fiber-optik

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke