Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

The Fed Naikkan Suku Bunga, Saham-saham Perbankan di Wall Street Rontok

Dow Jones Industrial Average (DJIA), S&P 500, serta indeks acuan saham teknologi Nasdaq mengalami pelemahan masing-masing 1,6 persen, di mana DJIA turun 530 poin, S&P 500 melemah 65 poin, dan Nasdaq berkurang 190 poin.

Saham-saham bank regional tak hanya merespons suku bunga The Fed, tetapi komentar Menteri Keuangan Janet Yellen yang mengatakan kepada subkomite alokasi Senat AS bahwa Kementerian Keuangan saat ini tidak melakukan asuransi menyeluruh untuk deposito bank.

The Fed menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin atau 0,25 persen pada Rabu waktu setempat, dan akan memantau dengan cermat informasi yang masuk, serta melihat implikasinya terhadap kebijakan moneter.

"Kondisi keuangan tampaknya semakin ketat. Kami akan melihat seberapa serius ini. Jika suku bunga dipertahankan, dapat memiliki efek ekonomi makro yang signifikan, dan kami akan memasukkannya ke dalam keputusan kebijakan kami," kata Ketua Fed Jerome Powell.

Beberapa saham yang menekan S&P diantaranya, First Republic yang ambles 15,4 persen, M&T Bank turun 7,7 persen, dan US Bancorp melemah 7,2 persen. Sementara itu, penurunan saham Datadog 4,9 persen, Zoom Video 4,3 persen, dan Autodesk 4,2 persen menekan indeks Nasdaq. Pergerakan Dow juga didorong oleh penurunan saham Nike 4,8 persen, Boeing 4,1 persen, dan Walgreens 3,1 persen.

Sentimen positifnya, proyeksi Fed terbaru menyebut akan melakukan kenaikan suku bunga satu kali lagi di tahun ini. Namun, Powell mengatakan dalam konferensi pers bahwa pertarungan inflasi masih jauh dari kata selesai.

"Tindakan The Fed hari ini konsisten dengan pandangan lama kami bahwa Fed akan menaikkan suku bunga menjadi 5,12 persen, dan berhenti untuk waktu yang lama," kata ekonom Jefferies Thomas Simons.

"Kecuali peningkatan risiko penularan (kasus) dalam sektor perbankan. Kami memperkirakan bahwa Fed akan dihadapkan pada keputusan kebijakan yang sangat mirip di bulan Mei, dan mereka mungkin akan melakukan kenaikan lagi," lanjutnya.

Kenaikan suku bunga The Fed terjadi di tengah ketidakpastian atas kesehatan sektor perbankan global. Awal bulan ini, Silicon Valley Bank dan Signature Bank ambruk, sementara UBS mengakuisisi saingannya Credit Suisse, sebuah langkah yang dipaksakan oleh regulator Swiss untuk menopang industri perbankan negara tersebut.

Saham bank regional turun pada hari Rabu menyusul pengumuman kenaikan suku bunga dan pernyataan Yellen bahwa Departemen Keuangan tidak mempertimbangkan peningkatan luas dalam asuransi simpanan.

Sementara itu, Powell mencatat bahwa aliran simpanan bank telah stabil selama seminggu terakhir setelah bank sentral dan regulator bergerak untuk mendukung deposan.

“Saya pikir untuk saat ini, meskipun (ada kenaikan suku bunga), kami melihat kemungkinan pengetatan kredit. Kami tahu bahwa hal itu dapat berdampak pada ekonomi makro,” ungkap Powell.

https://money.kompas.com/read/2023/03/23/071000826/the-fed-naikkan-suku-bunga-saham-saham-perbankan-di-wall-street-rontok

Terkini Lainnya

Astra Agro Lestari Sepakat Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakat Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh Loker KAI Dianggap Sulit, Berapa Sih Potensi Gajinya?

Heboh Loker KAI Dianggap Sulit, Berapa Sih Potensi Gajinya?

Whats New
Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Whats New
Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Whats New
Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Earn Smart
Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Whats New
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke