Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Lakukan Diversivikasi Pasar dan Produk

Kompas.com - 22/01/2008, 20:38 WIB

JAKARTA, SELASA- Pemerintah Indonesia seperti dikemukakan Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mewaspadai dampak ancaman resesi ekonomi Amerika Serikat. Dalam setahun terakhir, Indonesia telah melakukan sejumlah upaya agar perekonomian Indonesia tidak banyak tergantung pada kondisi ekonomi di Amerika Serikat.

"Ancaman ini yang harus kita waspadai. Tahun lalu, pertumbuhan ekspor kita ke AS sudah turun dari tren. Kalau biasanya ekspor ke AS tummbuh 10 persen, tahun lalu hanya sekitar lima persen. Dampaknya sudah terasa. Kiat mengatasinya dengan diversifikasi pasar dan produk," ujar Mari di Istana Negara, Jakarta, Senin (21/1).

Diversifikasi pasar dilakukan untuk menjangkau pasar-pasar yang masih mengalami pertumbuhan yang tinggi di kawasan Asia, Timur Tengah, dan Rusia. Mari menyebut China, India, Korea, dan Jepang sebagai pasar di Asia yang bisa dituju.

"Pasar yang muncul dan tumbuh belakangan ini seperti Rusia dan negara-negara di Timur Tengah akan dituju. Mereka tumbuh karena merupakan negara penghasil minyak. Pasar-pasar baru ini, sudah kita garap sejak tahun lalu untuk pengalihan," ujar Mari.

Ancaman resesi di AS meskipun terus diwaspadai, sudah diantisipasi oleh sejumlah produsen dengan terus memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri yang terus membaik.

Agar pasar dalam negeri terus membaik demi pertumbuhan ekonomi seperti diharapkan, pemerintah fokus untuk memberikan stimulus fiskal dan mendorong agar realisasi investasi tahun ini lebih baik.

"Kalau sumber pertumbuhan berkurang dari ekspor, kita harus tingkatkan sumber pertumbuhan di dalam negeri melalui stimulus fiskal dan mendorong agar realisasi investasi lebih baik tahun ini," ujarnya.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia Sofyan Wanandi mengemukakan, diversifikasi pasar dari AS yang lesu tidak semudah seperti dibayangkan karena sekitar 50 persen ekonomi dunia berputar di AS. Sofyan juga mengatakan, untuk menyelamatkan target pertumbuhan ekonomi Indonesia, mengharapkan cepatnya realisasi investasi juga sulit.

"Yang perlu dilakukan pertama-tama adalah realisasi investasi pemerintah di bidang infrastruktur dan menyelesaikan pengangguran. Itu saja yang dikerjakan. Jalankan sesuai waktu, jangan lagi terlambat empat atau enam bulan. Itu bisa mempercepat mengatasi kesulitan ekonomi dunia. Kita enggak usah mikirin dunia, kita mikirin negara kita saja dulu lah," ujarnya.

Selain di sektor perdagangan, pengaruh resesi ekonomi AS, menurut Sofyan, akan berpengaruh besar juga pada sektor finansial seperti tahun 1997. "Kita harus siap-siap. Kekuatan dalam negeri harus kita mainkan. Beberapa tahun lalu, faktor luar negeri mengangkat kita untuk maju, tetapi sekarang tidak bisa lagi," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Whats New
Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Whats New
Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Whats New
Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Whats New
Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Whats New
Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Whats New
Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Whats New
Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com