Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putra Priyadi, Langganan Menu Stroberi Istana

Kompas.com - 19/03/2008, 08:22 WIB

Misalnya saja, serabi super-supreme yang memiliki topping cukup ramai. Yakni gabungan dari beef salami, jamur, keju mozzarella, dan siraman mayones yang membuat rasa gurih. Rasanya jadi mirip-mirip kayak pizza.

Begitu terkenalnya serabi buatan Putra, hingga suatu ketika, seseorang yang mengaku dari Istana Presiden menelponnya. Seseorang itu berniat memesan serabi dalam jumlah banyak. "Awalnya, saya tidak percaya. Saya pikir itu cuma penipuan atau orang iseng," paparnya.

Namun, saat orang itu menghubunginya lagi, Putra baru sadar kalau ini serius. "Saya kaget. Tak ada angin dan hujan, tiba-tiba dapat pesanan untuk acara menu makan malam kenegaraan," katanya.

Waktu itu, pihak istana memesan 200 buah serabi dengan berbagai rasa. Untuk pesanan ini, Putra mengaku memberi potongan harga sebesar 20% sebagai tanda kenal menu buatannya.

Dengan serabi itu pula, Putra jadi kenal sebagian isi istana. Namun pengalaman pertama, datang ke situ memang tak terlupakan. Ketika itu, ia dilarang masuk oleh Pasukan Pengaman Presiden karena ia mengenakan celana jins. "Waktu tidak boleh masuk, saya kaget. Padahal saya diundang langsung oleh kepala rumah tangga Istana dan tidak tahu kalau tidak boleh masuk hanya karena pakai celana jeans," katanya.

Bahkan, ketika sudah bisa masuk, Putra juga nyaris tak boleh menggelar dagangannya di situ. Soalnya, petugas protokoler melarang Putra mengeluarkan menu stroberi. Larangan ini tentu membuat Putra bingung. Ia diundang karena menu stroberinya, tapi, kok, sekarang dilarang.

Namun setelah berkordinasi dengan panitia acara, akhirnya ia bisa tampil dengan catatan tidak boleh menyuguhkan jus stroberi ke presiden, "Saya diwanti-wanti tidak menawarkan jus stroberi pada presiden, sebab tidak baik bagi kesehatan," jelasnya.

Bicara soal persiapan, Putra mengaku tak membuat persiapan khusus. "Saya tak mengalami kesulitan. Soalnya, tidak berbeda dengan apa yang biasa disajikan di warung," paparnya.Namun saat jamuan makan malam kenegaraan, Putra sempat minder. Pasalnya, beberapa stan lain adalah restoran kelas elit dan mahal. Sedangkan, stan Putra nampak sederhana dengan tungku masak tradisional.

Ternyata, cara memasak tradisional ini membuat banyak tamu asing tertarik. "Mereka justru lebih tertarik mencicipi serabi dari stan saya sambil melihat langsung proses pembuatannya," kenang Putra.

Kendati, usaha kafe semakin maju dan menjadi langganan tetap acara di istana, Putra tidak mau berpuas diri. Ia masih menyimpan cita-cita untuk memperbanyak kafenya hingga di Jakarta Selatan dan Jakarta Utara. Bahkan, ia sekarang sudah pasang ancang-ancang untuk menawarkan waralaba kafenya.  (Ahmad Nabhani/Kontan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com