Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inflasi 1 Juta Persen, Sepotong Roti Seharga 12 Mobil Baru

Kompas.com - 22/05/2008, 17:30 WIB

HARARE, KAMIS - Seakan tak henti diterjang guncangan ekonomi dalam negeri, masyarakat Zimbabwe saat ini diperhadapkan pada lonjakan harga kebutuhan pokok yang jauh melampaui daya beli publik. Bayangkan saja, harga sepotong roti saat ini mencapai harga 12 kendaraan baru pada 1 dasawarsa lalu.

Hal itu terjadi karena inflasi tahunan bulan Mei ini mencapai 1.063.572 persen. Beberapa analis ekonomi memprediksi inflasi dapat mencapai sekitar 5 juta persen menjelang Oktober tahun 2008 ini apabila tingkat inflasi tersebut tidak berhasil ditekan.

Satu pak kecil kopi produksi dalam negeri saat ini mencapai 1 miliar dolar Zimbabwe. Sepuluh tahun lalu, jumlah uang sebesar itu sudah dapat digunakan untuk membeli 60 mobil baru.

Anjloknya ekonomi merupakan refleksi keprihatinan besar pemegang hak suara dalam konflik pemilu Zimbabwe pada 29 Maret lalu yang menemui kebuntuan setelah Presiden Robert Mugabe diisyaratkan ingin tetap memegang kekuasaan walaupun kehilangan mayoritas suara. Sementara rival Mugabe,  Morgan Tsvangirai,walaupun mendominasi dukungan suara tidak memenangkan suara mutlak agar terhindar dari pemilihan babak kedua. Mugabe dan Tsvangirai akan maju ke pemilihan babak kedua pada 27 Juni mendatang.

Inflasi tahunan resmi Zimbabwe mencapai 165.000 persen pada Februari 2008 atau tertinggi di dunia. Pemerintah Zimbabwe tidak memperbaharui data tersebut dengan dalih bahwa peredaran kebutuhan pokok yang semakin menipis di pasar tidak memenuhi syarat untuk  dikalkulasi oleh badan statistik nasional.

Kemerosotan ekonomi belakangan ini merupakan gambaran dari runtuhnya sendi utama ekonomi di bidang pertanian. Hal itu terjadi menyusul maraknya perampasan ladang pertanian dari sejumlah warga kulit putih. Mugabe mengklaim perampasan ladang pertanian yang dimulai tahun 2002 itu untuk menyejahterahkan warga kulit hitam yang miskin. Namun, kenyataannya sebagian besar ladang yang dirampas diserahkan ke kalangan loyalis Mugabe.

Dolar Zimbabwe nyaris hilang nilainya baik dalam aktivitas komersil ataupun sebagai pendapatan. Saat ini, lebih banyak transaksi bisnis dilakukan dengan menggunakan dolar AS, baik secara terbuka maupun tertutup.

Sejumlah industri manufaktur saat ini beroperasi dengan kapasitas 30 persen. Hal itu karena semakin banyak karyawan yang tidak dapat pergi ke lokasi kerja karena lonjakan ongkos bus komuter yang tinggi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com