Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Qtel Menggandeng Rachmat Gobel di Indosat

Kompas.com - 17/07/2008, 13:46 WIB

JAKARTA,KAMIS - Qatar Telecom (Qtel) agaknya sedang berusaha mengamankan kepemilikannya di PT Indosat Tbk darn berbagai goyangan. Kemarin (16/7), Qtel mengumumkan telah menggandeng Rachmat Gobel, Presiden Komisaris PT Panasonic Indonesia, untuk menjaga investasinya di Indosat.

Belum jelas, apa maksud dari kerjasama strategis itu. "Hubungan strategis itu dalam bentuk dukungan dan panduan menyangkut investasi 40,8 persen saham Qtel di Indosat," ungkap Sheikh Abdullah Al Thalim, Ketua Qtel Group, dalam siaran pers yang diterima KONTAN, kemarin.

Rachmat Gobel menyatakan, dia masih akan melakukan pembicaraan serius dengan Qtel. "Ada beberapa opsi yang muncul. Saat ini, kami masih merumuskan soal ini," kata Rachmat kepada KONTAN.

Seperti kita ketahui, Qtel resmi membeli 40,8 persen saham Indosat dari Singapore Technologies Telemedia (STT) pada Juni lalu. Belakangan, banyak yang mempersoalkan akuisisi tersebut. Padahal, sumber KONTAN di Qtel menyebutkan, Qtel berniat menambah porsi kepemilikan saham di Indosat, hingga lebih dari 50 persen.

Masalahnya, peluang itu menjadi menyempit. Selain terus menjadi sorotan, niat Qtel memiliki saham lebih dari 50 persen di Indosat terganjal aturan daftar negatif investasi (DNI) di sektor telekomunikasi. Aturan DNI itu membatasi, asing hanya boleh memiliki saham perusahaan telekomunikasi fixed wireless maksimal 49 persen. Nah, Indosat termasuk didalamnya lantaran menjadi operator fixed wireless StarOne.

Nah, kabarnya, untuk memuluskan niat menambah porsi kepemilikan di Indosat, Qtel menggandeng Jasmine International, perusahaam milik Rachmat Gobel, sebagai mitra lokal memperkuat posisinya di Indosat. Sebagai imbalannya, Qtel bakal berbagi keuntungan di Indosat. "Gobel akan bekerjasama dengan Qtel pada tingkat pemegang saham," tutur sumber yang enggan disebutkan namanya.

Benarkah begitu? Rachmat Gobel tak menepis kemungkinan tersebut. "Kemungkinan itu ada, tapi belum ada kata putus. Saya juga belum bisa memastikan scat ini," tandas Rachmat.

Rachmat menjelaskan, jika kemitraannya dengan Qtel berlangsung mulus, gambaran investasi Indonesia di mata investor Timur Tengah kian positif. "Ini bisa membuka peluang bagi investor dari Timur Tengah yang lain masuk dengan sistem kemitraan dengan perusahaan lokal," tuturnya. (Bagus Marsudi, Havid Vebri)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com