JAKARTA, MINGGU - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, penghematan energi sebesar 20 hingga 30 persen bisa menghemat subsidi dari APBN sebesar Rp 45-70 triliun. "Andaikata pada gerakan awal kita bisa capai separuhnya, tetap kita hemat sekitar Rp 20 triliun," katanya saat mencanangkan Gerakan Nasional Penghematan Energi dan Air, di Jakarta, Minggu (10/8).
Masyarakat, sebut Presiden, tentu tidak ingin bila harga BBM dan listrik naik atau APBN jeblok karena subsidi yang di luar kepantasan. "Oleh karena itu kepada jajaran pemerintah pusat, daerah dan para pemakai dalam jumlah besar saya instruksikan untuk melakukan penghematan BBM dan listrik sekarang juga," katanya.
Khusus untuk jajaran pemerintah, Presiden menargetkan terjadi penurunan penggunaan energi dan air sebesar 30 persen. "Kita pasti bisa, jangan pesimis, pasti bisa kita awasi tidak sekedar apel," katanya seraya mencontohkan bahwa di lingkungan istana kepresidenan, gedung sekertariat kabinet dan gedung sekertariat negara telah terjadi penurunan sebesar 31,7 persen pada Mei, Juni dan Juli.
Pada kesempatan itu, Presiden juga memerintahkan para gugus tugas penghematan energi dan air untuk bekerja dengan baik dan melaporkan hasilnya setiap bulan. "Kita tahu harga minyak tinggi, subsidi BBM dan listrik besar sekali, sejumlah wilayah masih kekurangan air bersih dan Indonesia tergolong masih boros menggunanakan energi dan air," kata Presiden.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.