JAKARTA, KAMIS — Menteri Komunikasi dan Informatika M Nuh menolak melakukan pertemuan dengan pihak Indosat terkait desakan penghentian siaran Al-Manar, stasiun televisi milik kelompok Hezbollah. Pertemuan justru mengindikasikan pemerintah campur tangan perihal bisnis Indosat.
"Enggak perlu itu. Pemerintah tidak boleh intervensi di Indosat, jadi apalagi di pemerintah luar negeri," kata Menkominfo M Nuh seusai mengikuti penganugerahan terhadap kehormatan RI di Istana Negara, Jakarta, Kamis (14/8).
Menkominfo menilai, prinsip yang sepatutnya menjadi pijakan adalah peraturan dan perundangan yang selama ini berlaku di Indonesia, dan bukan atas permintaan negara lain.
"Jadi tidak ada yang namanya intervensi. Kalau ada negara lain meminta, ya biarin saja minta. Tapi kita tetap berpegang pada law of game. Kalau aturannya boleh ya boleh siapa pun, kalau aturan enggak boleh ya enggak boleh siapa pun," ungkapnya.
Menurut Menkominfo, pihaknya sudah bertemu dengan Duta Besar AS Urusan Informasi saat berada di Barcelona, 2-3 bulan lalu. Saat itu, pemerintah menegaskan sikap yang tetap menghargai perundangan. Pemerintah juga akan mengembalikan masalah Al-Manar ke pihak Indosat. "Kita berikan kepada Indosat, silakan dikaji. Kalau memenuhi persyaratan dilanjutkan, kalau enggak selesai ya disetop," ujarnya.
Menyangkut langkah Kedutaan Besar Amerika di Indonesia yang telah meminta Indosat membatalkan kontrak, dan juga melobi Jakarta agar melarang Al-Manar, Menkominfo menegaskan, pihaknya sama sekali tidak menerima surat permintaan tersebut. "Tidak pernah, dia tidak berani membuat surat," tuturnya.
Disinggung Al-Manar (menara suar dalam bahasa Indonesia) sebagai televisi milik Hezbollah, kelompok yang dicap teroris oleh Amerika dan Israel, Menkominfo enggan memberikan penilaian. "Kita tidak mempunyai kompetensi untuk menilai itu, selama itu Al-Manar, Al Jazeera, BBC, dan CNN itukan penyiaran televisi. Pemerintah tidak akan intervensi terkait kewenangan suatu badan bisnis," dia menegaskan. (Persda Network/Ade Mayasanto)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.