JAKARTA, SELASA - Pemerintah yakin tak perlu ada penyesuaian tarif dasar listrik tahun depan. Kebutuhan subsidi listrik tahun depan diperkirakan akan lebih rendah daripada tahun ini karena masuknya beberapa pembangkit listrik berbahan bakar gas dan batu bara.
Direktur Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi J Purwono, Senin (18/8) di Jakarta, mengemukakan, alokasi subsidi listrik Rp 60,2 triliun dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2009 cukup realistis. "Dari sisi energy mix, pemakaian BBM PT Perusahaan Listrik Negara tahun depan harusnya sudah bisa dikurangi dengan masuknya pembangkit berbahan bakar batu bara," katanya.
Dalam RAPBN 2009, pemerintah menyiapkan opsi pengendalian subsidi listrik tahun depan dengan melakukan penerapan tarif dasar listrik sesuai dengan harga keekonomian secara otomatis untuk pelanggan daya 6.600 volt ampere (VA) ke atas; perluasan penerapan kebijakan tarif insentif dan disinsentif untuk pelanggan dengan daya di bawah 6.600 VA; dan penerapan diversifikasi tarif regional, seperti Batam dan Tarakan, pada daerah-daerah lain.
Akan tetapi, dengan penurunan volume BBM PLN, menurut Purwono, opsi itu hanya menjadi alternatif. Pemerintah memperkirakan penurunan harga BBM akan mendorong penurunan harga bahan bakar fosil lain, termasuk batu bara.
Dalam RAPBN 2009, pemerintah menggunakan asumsi harga minyak 100 dollar AS per barrel. Harga listrik yang dibangkitkan dengan gas dan batu bara lebih murah daripada BBM. Karena itu, biaya pokok produksi juga bisa lebih rendah.
Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara Fahmi Mochtar mengatakan, kebutuhan subsidi listrik tahun depan memang akan lebih rendah. "Apabila dibandingkan dalam APBN 2008 kebutuhan subsidi listrik diperkirakan Rp 60 triliun dengan asumsi harga minyak 95 dollar AS per barrel," kata Fahmi.
Menurut dia, penurunan pemakaian BBM sudah dimulai tahun ini dengan penggunaan gas untuk Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Muara Tawar. Pengalihan penggunaan BBM ke gas akan dilakukan untuk empat pembangkit PLTGU Muara Tawar dengan total daya 675 megawatt.
Pengalihan akan dimulai pada 22 Agustus. Pengurangan pemakaian BBM akan bertambah tahun depan dengan masuknya tiga pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) percepatan, yaitu PLTU Labuan, PLTU Rembang, dan PLTU Indramayu. (DOT)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.