Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Industri Besi dan Baja Terus Pacu Produksi

Kompas.com - 08/09/2008, 20:58 WIB

JAKARTA, SENIN - Masih minimnya produksi besi dan baja di Indonesia dan banyaknya permintaan pasar, mengindikasikan tren bisnis ini ke depannya sangat terbuka, apalagi penggunaan besi dan baja di Indonesia baru 30 kg per kapita.

Hal tersebut dikemukakan Direktur Eksekutif The Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA), Hidayat Triseputro, di Jakarta, Senin (8/9). Angka tersebut masih kalah jauh dibanding Malaysia yang sudah sebesar 300 kg per kapita.

"Mengenai hasil produksi, Indonesia memang masih tergantung dari pasokan negara lain. Padahal cadangan biji besi kita beberapa tempat dapat dimanfaatkan secara maksimal," kata Hidayat.

Hidayat menambahkan, produksi besi dan baja di Indonesia memang setiap tahun mengalami peningkatan sekitar enam persen. "Namun diakui juga produksi kita masih terbilang kecil bahkan bisa dibilang lemah, enam juta ton pertahun, sangat jauh dibanding China yang telah mencapai sekitar 400-an juta ton per tahun," ujarnya.

Pada kesempatan yang sama Presiden Direktur PT. Krakatau Steel, Fazwar Bujang, mengatakan, Indonesia mengalami kendala dalam energi dimana terbatasnya pasokan. Untuk itu perlu dilakukan  penggalian yang terdapat deposit biji besi. "Kendala lainnya harga bahan baku yang mahal dan industri yang masih menggantungkan pada industri asing terutama dalam pengolahan semi finish," katanya.

Namun dari hal tersebut Fazwar mengungkapkan, selalu ada peluang untuk mengurangi impor besi dan baja yang kini mencapai 66 persen dari total produksi. Dalam kurun waktu satu tahun ini diharapkan total produksi Indonesia mencapai 10 juta ton, meningkat 4 juta ton dibanding tahun lalu.

Perjuangan Indonesia dalam menyamai bahkan melampui negara penghasil besi dan baja seperti China masih panjang. "Namun, melihat perkembangan setiap tahunnya bisnis besi dan baja cukup menjanjikan. Tahun 2010, sesuai program Departemen Industri RI kita akan memasuki produksi 10 juta per ton," ujar Fazwar. (C12-08)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com