Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Halangi Kemandirian Petani

Kompas.com - 16/09/2008, 08:58 WIB

Boleh jadi, kontroversi benih padi calon varietas Super Toy HL-2 malah akan menyurutkan semangat berkreasi petani pemulia benih. Padahal, masa depan pangan Indonesia sangat bergantung dari kreativitas petani.

Kreativitas petani akan melepaskan bangsa ini dari ketergantungan terhadap benih impor. Tanpa kreativitas para pemulia benih, penguasaan benih oleh segelintir konglomerasi industri benih akan selamanya menjepit petani.

Petani pemulia benih di Indonesia bukan hanya Tauyung Supriyadi dengan Super Toy HL-2 -nya. Tanpa banyak sorotan, negeri ini memiliki banyak petani pemulia benih.

Keberagaman lanskap lahan pertanian negeri ini seyogianya membutuhkan varietas padi spesifik lokasi untuk mengoptimalkan produktivitas padi. Modal plasma nutfah yang dimiliki negeri ini yang melimpah bisa menjadi modal untuk menghasilkan varietas baru.

Negeri ini butuh varietas padi yang spesifik untuk lokasi tertentu. Sebab, meski dalam wilayah satu kecamatan, benih yang dipilih bisa berbeda, sesuai karakteristik lahan yang ada, antara lain, tingkat keasaman, lahan kering atau basah, pasang surut atau rawa-lebak.

Karakteristik tanah pun bisa berbeda satu dengan yang lain meski dalam satu kecamatan. Bisa saja di satu sudut, lahan pertanian direndam luapan sungai, di sudut lain kekeringan.

Kisah produksi beras pandan wangi Cianjur dengan karakteristik rasa pulen, beraroma wangi pandan saat nasi ditelan, dan terdapat butiran kapur pada setiap bulir beras, contoh betapa perlunya padi spesifik lokasi.

Varietas pandan wangi terbukti hanya menghasilkan produk ”sempurna” bila ditanam di enam kecamatan di Kabupaten Cianjur. Di luar wilayah enam kecamatan itu, hasilnya mengecewakan.

Ancaman

Selama beberapa dekade, kebijakan pembangunan pertanian menempatkan petani sebagai obyek. Pemerintah tidak pernah membangun kemerdekaan berpikir dan bertindak bagi petani.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com