Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pietra Sarosa, Sering Deal di Kafe

Kompas.com - 22/09/2008, 06:18 WIB

Lajang berusia 29 tahun ini dikenal sebagai konsultan waralaba yang laris. Pengalamannya bisa Anda jadikan inspirasi.

Bagaimana, sih, awal berdirinya Pietra Sarosa Consulting?
Lulus kuliah di Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, tahun 2002, saya bergabung dengan sebuah perusahaan akuntan publik. Tidak sampai setahun, saya keluar. Pekerjaan ini tidak sesuai dengan jiwa saya. Teknisnya, sih, bisa. Tapi di akunting, kan, ada pakem yang kalau dilanggar, bisa masuk penjara. Saya pikir ini membatasi kreativitas saya.

Setelah sempat gabung dengan sebuah usaha konsultan keuangan, tahun 2004 saya buka sendiri. Di tempat kerja lama, saya belajar bagaimana menjadi personal financial planner, yang membuat orang lebih sejahtera dengan konsep keuangan pribadi. Tapi, saya pikir, di Indonesia problemnya bukan bagaimana seseorang mengelola keuangan, melainkan bagaimana menambah penghasilan. Kalau income sudah mentok, dikelola kayak apa, ya, tetap kurang.

Bagaimana, dong, cara mengatasinya?
Nah, satu-satunya cara, cari penghasilan baru. Kalau mau muter duit, ya, buka usaha. Saya pun mulai menekuni konsep-konsep bisnis riil seperti ini. Jadi, ketika buka konsultan, saya ingin bagaimana supaya orang bisa buka usaha kecil. Saya pilih jadi konsultan small business dan franchise karena pangsa pasarnya sangat besar dan akan terus berkembang. Apalagi franchise adalah cara paling efektif mengembangkan usaha kecil.

Kok bisa begitu?
Usaha besar, kan, enggak perlu franchise. Modal besar seperti KFC, Pizza Hut, sanggup langsung buka cabang. Tapi, Bakso Kota Cak Man, kan, relatif kecil. Mau buka cabang, berat. Ya, sudah, kerja sama aja dengan orang lain dalam bentuk waralaba.

Bagaimana caranya mendalami franchise?
Saya ikut training, belajar sendiri, dan langsung terjun. Teorinya, kan, saya sudah tahu. Ilmu tentang franchise saya tulis dalam buku. Sambutan pembaca bagus karena keluar saat franchise booming. Franchise baru mulai sekitar tahun 2003, buku keluar setahun berikutnya. Buku itu menjadi semacam guidance (panduan).

Usaha apa saja sih, yang bisa diwaralabakan?
Banyak sekali. Selama ini banyak yang mengira franchise hanya usaha di bidang kulier. Sebenarnya enggak begitu. Ada ritel, otomotif, jasa, perawatan, penginapan, dsb. Yang diwaralabakan biasanya usaha yang sudah teruji bagus dan disukai orang.

Apa saran Anda bagi yang ingin jadi franchisee (penerima waralaba)?
Pertama-tama tentu saja sesuai minat. Kalau enggak suka kuliner, jangan masuk ke situ, karena nanti bisnisnya tidak akan diperhatikan. Tapi, minat tidak berarti bisa, lho. Orang yang minat kuliner belum tentu pintar masak, tapi minimal punya lidah yang bagus. Waralaba itu konsepnya jadi pengusaha mandiri, bukan jadi anak buah si pemberi waralaba. Jadi, hidup matinya usaha tergantung kita sendiri. Dengan minat yang kuat, usaha bisa berjalan bagus.

Lalu, sesuaikan dengan kemampuan Anda. Di luar, pasaran banyak banget. Jangan tergiur asal murah, tapi lihat dulu “dalamnya” kayak apa. Minta transparansi apa pun dari pihak pemberi waralaba dan siapa saja yang sudah jadi penerima waralaba. Anda telepon mereka yang sudah jadi penerima waralaba, cari tahu kondisi usaha. Kalau pihak pemberi waralaba enggak mau kasih informasi, lebih baik langsung dibatalin. Ada kemungkinan sikap tertutup terjadi karena hubungan pemberi dan penerima waralaba kurang bagus. Yang lebih parah, jangan-jangan usahanya rugi.

Tak kalah penting, jangan pilih usaha yang musiman. Misal, jenis pisang yang booming beberapa waktu lalu, tapi kemudian cepat menghilang. Cari barang yang selalu dicari orang. Misalnya kesehatan, pendidikan, dan penampilan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com