Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Thomas Bata, Pemimpin Penjual Sepatu

Kompas.com - 29/09/2008, 03:08 WIB

BICARA soal Bata berarti bicara soal sepatu (dan sandal). Dunia sepertinya sepakat soal itu. Bata adalah "pembuat sepatu bagi dunia". Orang di balik semua itu, Thomas Bata, pada 1 September lalu meninggal dunia. Thomas Bata yang berdarah Ceko meninggal pada usia 93 tahun di sebuah rumah sakit di Toronto, Kanada.

Leslie Tenenbaum dari pihak Bata tidak menjelaskan penyebab kematian Thomas Bata. Namun, yang pasti, Bata dan perusahaannya saat ini membuat 300 juta pasang sepatu setiap tahun bagi dunia. Dan, semuanya berawal dari Zlin, Cekoslowakia, pada awal tahun 1900-an.

Saat Bata lahir di Praha, 17 September 1914, ayahnya sudah memproduksi sepatu sejak tahun 1894. Thomas secara bertahap terlibat dalam bisnis keluarga ini. Dia mulai terlibat penuh setelah ayahnya wafat dalam kecelakaan pesawat tahun 1932.

Sonja Sinclair, penulis biografi Thomas Bata, Bata, Pembuat Sepatu bagi Dunia, menyebutkan, saat Eropa terancam invasi tentara Nazi Jerman, Bata mulai memikirkan memindahkan industrinya dari Eropa. Dia memilih pindah ke Kanada dengan alasan yang sangat sederhana.

”Semata karena kisah romantis soal wilayah barat yang liar dan eksplorasi di utara (Kanada) yang sering dibacakan ibunya saat dia kecil,” tulis Sinclair, mengutip Bata. Kanada saat dia tiba tahun 1939 ternyata tertinggal dibandingkan Eropa.

Namun, Bata sudah telanjur cinta Kanada. Kantor pusat didirikan, alternatif dari kantor di Ceko. Awalnya, Bata tidak terlalu didukung. Dia hanya boleh mengimpor 100 pekerja sepatu dari Zlin dari 250 orang yang diminta. Kanada saat itu mengalami pengangguran akut.

Batawa

Pabrik dibangun di tenggara Ottawa. Pabrik dan produknya bernama Batawa, singkatan dari Bata dan Ottawa. Merek ini menjadi seri pertama dari produk keluaran Bata di seluruh dunia. Saat Perang Dunia II, Bata ikut berperang bersama tentara Kanada.

Perang membuat semua pabrik Bata di Eropa hancur. Pabrik di Zlin relatif utuh, tetapi diambil alih pemerintah. Namun, segala aset penting tetap dikuasai keluarga Bata. Situasi pascaperang membuat Bata memikirkan melebarkan investasi ke seluruh dunia.

Asia dan Afrika menjadi incaran utama. Di Afrika, Bata kadang harus berunding dengan para pemimpin yang fasis, seperti Idi Amin di Uganda. Bata harus menutup pabriknya di Afrika Selatan atas desakan Pemerintah Kanada berkenaan dengan kebijakan antiapartheid.

Bata kini punya 40.000 pekerja di sejumlah pabrik di 25 negara. Kini Thomas George Bata, putra Thomas Bata, meneruskan pengelolaan.

Thomas Bata masih sibuk mengurusi pabrik di usia lanjutnya. Di kartu namanya tertulis ”Pemimpin Penjual Sepatu”. Dia bahkan berencana tur ke Eropa. Rencana yang tinggal rencana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3, S1, dan S2

PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3, S1, dan S2

Work Smart
Tur Wisata Lebaran Makin Ramai, Ini Strategi Dwidaya Tour Tetap Dorong Transaksi Tahun Ini

Tur Wisata Lebaran Makin Ramai, Ini Strategi Dwidaya Tour Tetap Dorong Transaksi Tahun Ini

Whats New
Rupiah Tertekan, 'Ruang' Kenaikan Suku Bunga Acuan BI Jadi Terbuka

Rupiah Tertekan, "Ruang" Kenaikan Suku Bunga Acuan BI Jadi Terbuka

Whats New
Hana Bank Catat Laba Bersih Rp 453 Miliar, Total Aset Naik

Hana Bank Catat Laba Bersih Rp 453 Miliar, Total Aset Naik

Whats New
Tingkatkan Produksi Beras di Jateng, Kementan Beri Bantuan 10.000 Unit Pompa Air

Tingkatkan Produksi Beras di Jateng, Kementan Beri Bantuan 10.000 Unit Pompa Air

Whats New
Genjot Energi Bersih, Bukit Asam Target Jadi Perusahaan Kelas Dunia yang Peduli Lingkungan

Genjot Energi Bersih, Bukit Asam Target Jadi Perusahaan Kelas Dunia yang Peduli Lingkungan

Whats New
HM Sampoerna Bakal Tebar Dividen Rp 8 Triliun

HM Sampoerna Bakal Tebar Dividen Rp 8 Triliun

Whats New
PLN Nusantara Power Sebut 13 Pembangkit Listrik Masuk Perdagangan Karbon Tahun Ini

PLN Nusantara Power Sebut 13 Pembangkit Listrik Masuk Perdagangan Karbon Tahun Ini

Whats New
Anak Muda Dominasi Angka Pengangguran di India

Anak Muda Dominasi Angka Pengangguran di India

Whats New
Daftar 6 Kementerian yang Telah Umumkan Lowongan PPPK 2024

Daftar 6 Kementerian yang Telah Umumkan Lowongan PPPK 2024

Whats New
Pembiayaan Kendaraan Listrik BSI Melejit di Awal 2024

Pembiayaan Kendaraan Listrik BSI Melejit di Awal 2024

Whats New
Peringati Hari Bumi, Karyawan Blibli Tiket Donasi Limbah Fesyen

Peringati Hari Bumi, Karyawan Blibli Tiket Donasi Limbah Fesyen

Whats New
Great Eastern Hadirkan Asuransi Kendaraan Listrik, Tanggung Kerusakan sampai Kecelakaan Diri

Great Eastern Hadirkan Asuransi Kendaraan Listrik, Tanggung Kerusakan sampai Kecelakaan Diri

Earn Smart
Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Whats New
KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com