Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wayan Mertha, Memadukan Bisnis dan Penghijauan

Kompas.com - 18/11/2008, 12:45 WIB

Mata warga sekitar betul-betul terbuka, bahkan tidak sedikit yang terenyak ketika, Agustus lalu, Wayan Mertha memanen tanaman pohon yang sudah berumur dari lahan sekitar satu hektar. Kayu dari hutan miliknya itu dijual dengan harga ”lumayan”. Bahkan, ia bisa membuat industri kayu kecil-kecilan untuk mengolah kayu dari hutannya tersebut.

”Tetapi, saya tidak memanen pohon dengan begitu saja. Jauh sebelum saya panen, saya sudah menanam anakan pohon di sejumlah luas areal, atau batang yang saya panen. Jadi, lahannya tidak akan kosong. Lagi pula, pola penanamannya saya atur juga agar panen tidak serentak, melainkan bergiliran sesuai usia pohon dan besarnya anakan yang ditanam,” ceritanya.

Wayan Mertha sejauh ini sudah terbilang berhasil memadukan bisnis dan penghijauan, dengan mengawinkan kebun dan hutan. Dari sisi penghijauan, lahan kosong yang semula telantar kini sudah penuh tanaman dan menjelma menjadi hutan.

Dari sisi bisnis, kayu yang ditanamnya pun menghasilkan uang. Bahkan seperti virus, apa yang dilakukan Wayan mulai menjalar kepada para pemilik kebun lainnya. Di sekitar kebunnya saja sudah ada 50-an petani yang mengikuti jejaknya.

Mukramin, Kepala Dinas Kehutanan Parigi Moutong, bahkan mengakui, konsep bisnis dan penghijauan yang dilakukan Wayan Mertha dijadikan percontohan oleh dinas kehutanan untuk disosialisasikan kepada para pemilik kebun yang lain.

”Masyarakat sudah mulai mengikuti apa yang dilakukan Wayan. Dampaknya, selain menjaga kesuburan tanah dan terpeliharanya sumber air, warga juga sedikit demi sedikit mulai sadar agar tidak menebang hutan sembarangan. Mereka sadar pada pentingnya fungsi tanaman pelindung, sekaligus melihat tanaman pelindung sebagai investasi jangka panjang,” tutur Mukramin.

Manja dan seenak hati

Wayan Mertha adalah lelaki sederhana yang hanya tamat sekolah dasar. Sebagai anak tunggal diakuinya membuat dia menjadi manja dan berlaku seenak hati, termasuk tidak melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi.

Masa muda lebih banyak dia habiskan dengan bepergian dari satu tempat ke tempat lain. Keinginannya merantau keluar dari Bali, kendati pada awalnya ditentang orangtuanya, membawa Wayan ke Parigi Moutong pada tahun 1976. Saat itu ia sekadar mengikuti beberapa temannya yang sudah terlebih dahulu pergi ke Parigi.

Tanpa bekal keterampilan dan pendidikan memadai, Wayan Mertha bertahan hidup dengan menjadi kenek. Hidup jauh dari orangtua dan sanak keluarga membuat dia sadar harus menata sendiri kehidupannya, dan tidak bergantung kepada orang lain. Terlebih saat ia memutuskan menikahi Ni Wayan Aryani pada 1982.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Earn Smart
Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Whats New
Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com