Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sektor Agrobisnis Akan Pulih Enam Bulan Lagi

Kompas.com - 27/11/2008, 05:15 WIB

JAKARTA, KAMIS - Penurunan harga komoditas, terutama perkebunan, tidak membuat prospek investasi sektor ini meredup. Kalangan analis, pengusaha, dan pemerintah optimistis harga komoditas, terutama minyak sawit mentah, akan tumbuh positif pada awal semester II tahun 2009.

Mantan Menteri Pertanian Bungaran Saragih di sela-sela seminar ”Agribusiness Outlook 2009” di Jakarta, Rabu (26/11), mengatakan, konsumen sudah mulai menyesuaikan diri dengan dampak krisis dan mulai meningkatkan belanja pada Semester II-2009. Seminar ini diselenggarakan oleh tabloid Agrina.

”Pasar yang pulih tidak hanya domestik, internasional juga demikian. Jadi, koreksi pasar akan terjadi pada akhir kuartal II dan permintaan komoditas perkebunan mulai naik lagi karena orang tetap membutuhkan makanan,” kata Bungaran.

Harga-harga komoditas naik tajam sejak semester II-2007 sampai semester I-2008. Sejak Juli, harga komoditas turun mengikuti harga minyak bumi. Harga minyak sawit mentah (CPO) anjlok 67 persen dalam lima bulan, demikian juga karet.

Koreksi tajam, ujar Bungaran, terjadi akibat lonjakan harga terlalu tinggi saat permintaan biofuel meningkat. Oleh karena itu, harga-harga komoditas perkebunan akan segera mencari titik keseimbangan baru.

Pendapat serupa disampaikan pengamat agrobisnis dari Institut Pertanian Bogor, Tungkot Sipayung. Menurut dia, produksi pertanian tidak akan terlalu terpengaruh krisis karena permintaan di pasar tetap ada.

Pertumbuhan perekonomian Asia sebesar 6 persen selama lima tahun terakhir juga turut menggairahkan pasar komoditas.

”Sudah saatnya pemerintah meningkatkan orientasi ekspor ke pasar Asia. Hampir 60 persen penduduk dunia berada di Asia dan mereka kini mengarah ke kelompok berpendapatan kelas menengah,” kata Tungkot.

Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Koordinasi Pertanian dan Kelautan Menko Perekonomian Bayu Krisnamurthi mengungkapkan, walau tetap memiliki peluang yang besar, sektor agrobisnis akan menghadapi tekanan yang tidak ringan, terutama di pasar domestik.

Investor agrobisnis diharapkan bisa menjalankan berbagai strategi untuk bertahan, setidaknya enam sampai delapan bulan ke depan. ”Pada periode inilah semua pihak diharapkan bisa memanfaatkan momentum. Pemerintah terus untuk mendukung pertumbuhan agrobisnis nasional,” ujar Bayu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com