SURABAYA, JUMAT - Tim bola voli putri Bank Jatim terancam absen ikut Sampoerna Hijau Voli Livoli 2008 Divisi Utama. Pasalnya, sampai sekarang mereka belum mendapat izin dari direksi untuk tampil pada kejuaraan yang berlangsung di GOR C’Tra Arena Bandung pada 14-19 Desember.
Manajer Eddy Rusianto mengaku, sejak beberapa waktu lalu dia sudah mengajukan surat permohonan untuk berangkat mengikuti Livoli. Tapi hingga dua hari menjelang kompetisi, belum ada persetujuan.
"Saya sudah berusaha melobi direksi, tapi belum disetujui. Saya tidak bisa berbuat banyak kecuali menunggu keputusan dari direksi," katanya, Jumat (12/12).
Menurut Eddy, direksi Bank Jatim, terutama Direktur Utama Muljanto, termasuk orang yang sangat peduli dengan olahraga, termasuk bola voli. Apalagi, Muljanto saat ini juga menjabat wakil ketua Pengprov PBVSI Jatim.
Bukti dukungan itu telah dibuktikan saat memberi izin mendaftar sebagai peserta Proliga musim 2009.
"Kalau Proliga saja diizinkan, saya yakin Livoli juga sama. Masalahnya hanya waktu karena untuk memutuskan sesuatu, dirut harus mengadakan rapat dengan dewan direksi. Sementara belakangan ini, dewan direksi cukup sibuk dan belum bisa mengadakan rapat," ujarnya.
"Direksi menjanjikan rapat pada hari Senin nanti, tapi itu jelas sudah terlambat, karena Sabtu ini sudah technical meeting," tambahnya seraya berharap, direksi bisa memberikan persetujuan secara lisan dulu, sehingga tim punya kepastian berangkat ke Bandung.
Jika batal ikut, tim Bank Jatim bakal terkena sanksi larangan mengikuti kompetisi atau kejuaraan yang diadakan PP PBVSI selama dua tahun. Sebagai juara kejurnas antarklub 2007 di Klungkung, Bali, tim putri Bank Jatim mendapat promosi naik ke Livoli 2008.
"Sesuai aturan PP PBVSI pasal 15 ayat satu, juara kejurnas yang absen di Livoli akan dikenai sanksi skorsing selama dua tahun," jelas Eddy.
Bila sanksi itu dijatuhkan, berarti tim Bank Jatim sebagai juara bertahan Proliga juga tidak bisa tampil di kompetisi tersebut pada musim 2009, dan terkena sanksi denda sebesar Rp 500 juta.
"Kalau mau hitung-hitungan, sebenarnya denda yang harus dibayar jauh lebih besar dibanding membiayai tim ikut Livoli," pungkas Eddy.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.