Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inovasi Makanan Lokal Terkendala Pemasaran

Kompas.com - 16/12/2008, 10:44 WIB

Gunung Kidul, Kompas - Unit Pelaksana Teknis Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia di Gunung Kidul, DI Yogyakarta, telah menghasilkan 10 produk makanan dalam kaleng. Namun, inovasi makanan lokal dalam kaleng ini masih terkendala pemasaran. Kami terus berusaha mengaplikasikan dan menyebarluaskan hasil inovasi penelitian di bidang pangan, pakan, dan bahan alam.

Makanan kaleng adalah unggulan kami, kata Direktur Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Suharwaji Sentana ditemui di kantornya, Senin (15/12). Produk makanan yang dikalengkan terutama adalah makanan dengan potensi lokal yang spesifik.

Beberapa jenis makanan yang sudah diolah menjadi produk kalengan adalah sayur lombok ijo, tempe, dan gudek. Penelitian tempe kaleng, misalnya, telah dilakukan sejak 1985 dan baru dipatenkan tahun 2000. Selain makanan, pengawetan dengan kaleng juga dilakukan untuk pakan ternak dan bahan alami, seperti tepung bengkoang.

Sebanyak enam dari produk inovasi makanan kaleng itu sudah dipasarkan ke beberapa supermarket di Yogyakarta. Pengalengan makanan potensi lokal ditujukan untuk melindungi agar kekayaan kuliner Indonesia tidak dipatenkan dan dengan mudah dikomersialkan oleh negara lain, ucap Suharwaji. Menurut peneliti UPT Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia LIPI Mukhamad Angwar dan Agus Susanto, proses penga-lengan dengan vakum udara bisa mengawetkan makanan hingga kurun waktu dua hingga tiga tahun. Dalam satu hari, UPT tersebut bisa memproduksi hingga 10.000 makanan kaleng. (WKM)

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com