Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hentikan Dagelan Revisi UU MA

Kompas.com - 16/12/2008, 14:38 WIB

JAKARTA, SELASA — Pembahasan revisi Undang-Undang Mahkamah Agung yang dilakukan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), dan pembatalan pembahasan Rancangan Undang-Undang Komisi Yudisial dinilai terlalu tergesa-gesa.

DPR terkesan lebih memprioritaskan revisi UU MA. Padahal, idealnya, keduanya harus dibahas dan disahkan secara bersamaan.  

"Hentikan dagelan yang tidak bermutu ini, dan jangan politisasi Revisi UU MA. DPR tidak memiliki rancang bangun yang komprehensif. Jangan sampai pengesahan undang-undang seperti tambal sulam dan akhirnya bermasalah," ujar Pakar Hukum, Zainal Arifin Mochtar, dari Forum Pakar Hukum pada konferensi pers, Selasa (16/12) di Gedung RRI, Jakarta.  

Turut tergabung dalam Forum Pakar Hukum tersebut adalah Andi Irmanputra Sidin, Asep Rahmat Fadjar, Bambang Widjoyanto, Eddy O S Hiariej, Fajrul Falaakh, Firmansyah Arifin, Hasrul Halili, Iwan Satriawan, Marwan Mas, Kurniawarman, Saldi Isra, Teten Masduki, dan Topo Santoso.  

"Apa yang dilakukan DPR bukan saja menyalahi prinsip proses perundang-undangan, tapi juga dari sisi substansi. DPR jangan mengedepankan perpanjangan usia hakim agung menjadi 70 tahun saja. Jika nanti disahkan, UU MA harus ditolak karena cacat proseduran dan substansi," ujar Firmansyah.  

Menurut Eddy, pembentukan suatu undang-undang harus memiliki alasan filosofis, yuridis, dan sosiologis. "Yang baru terpenuhi baru yuridis. Secara filosofis, mereka tidak memaparkan landasan logis yang diambil dalam menyetujui revisi tersebut, dan secara sosiologis, revisi undang-undang tersebut salah karena telah menghilangkan regenerasi," ujarnya.  

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Whats New
Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Whats New
Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Whats New
Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Whats New
OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

Whats New
Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Whats New
Produk Petrokimia Gresik Sponsori Tim Bola Voli Proliga 2024

Produk Petrokimia Gresik Sponsori Tim Bola Voli Proliga 2024

Whats New
OJK Sebut Perbankan Mampu Antisipasi Risiko Pelemahan Rupiah

OJK Sebut Perbankan Mampu Antisipasi Risiko Pelemahan Rupiah

Whats New
Bertemu Tony Blair, Menko Airlangga Bahas Inklusivitas Keuangan hingga Stabilitas Geopolitik

Bertemu Tony Blair, Menko Airlangga Bahas Inklusivitas Keuangan hingga Stabilitas Geopolitik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com