Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nisro, Melestarikan Salak Menambah Penghasilan

Kompas.com - 23/12/2008, 10:46 WIB

Hutan rakyat dan hutan produksi milik Perhutani dijarah masyarakat. Lahan kosong digarap untuk pertanian, tetapi tak sedikit pula yang dibiarkan menjadi lahan kritis.

”Ketika terjadi penjarahan hutan, syukurlah hutan di Kalimendong selamat. Itu berkat kesigapan warga yang turut menjaga hutan dari pembalakan pihak luar,” katanya.

Ketika pembalakan terjadi, ia baru setahun menjadi Kepala Desa Kalimendong. Ia berusaha membangkitkan kesadaran warga akan pentingnya menjaga hutan. Kuncinya, hutan harus dikelola bersama dan memberi hasil bagi warga.

”Melestarikan hutan tak bisa hanya dengan menanam pohon. Kalau pohon yang ditanam tak dirasakan hasilnya, warga tetap miskin. Hutan juga harus berfungsi sosial-ekonomi,” kata Nisro.

Ia menyadari, tanaman salak bisa berfungsi ganda, melestarikan hutan, dan meningkatkan pendapatan warga desa. Saat itu, banyak lahan di hutan produksi milik Perhutani yang bisa dimanfaatkan untuk perluasan tanaman salak. Pilihannya tak salah, salak telah memicu warga untuk bahu-membahu menjaga kelestarian hutan. Hingga kini, kawasan hutan di Kecamatan Leksono, termasuk Desa Kalimendong, tetap asri.

Di lahan hutan produktif seluas 69 hektar milik Perhutani, pohon-pohon pinus masih utuh. Nisro selaku Ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) mengajukan izin menanam salak di bawah tegakan pinus di dua petak, seluas 19 hektar. Di lahan itu ditanam 16.000 pohon salak dari target 24.000 pohon.

Ia juga mendukung kelompok tani hutan Sido Mulyo yang anggotanya pesanggem (petani hutan) untuk menanam albasia di bawah tegakan pinus. Sudah 16.623 pohon yang ditanam. Tanaman albasia itu memberi tambahan penghasilan bagi 510 anggota pesanggem.

Cara penanaman seperti itu membuat setiap petani memperoleh tambahan penghasilan sekitar Rp 6 juta setahun. ”Setiap penambahan penghasilan dari pengelolaan hutan bersama warga itu semakin meyakinkan saya bahwa jika penduduk makmur, hutan akan lestari,” katanya.

Menuju desa wisata

Setelah 10 tahun memperjuangkan kelestarian hutan melalui pengembangan salak dan albasia, Nisro berharap desanya kelak menjadi desa wisata. Kalimendong berada di ketinggian 1.100 meter di atas permukaan laut, berhawa sejuk, dan terletak sekitar 16 km arah barat Kota Wonosobo.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com