Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produsen Pupuk Minta Subsidi Dicabut

Kompas.com - 04/03/2009, 21:34 WIB

 

 

BANDUNG, RABU- Produsen pupuk Jawa Barat mendesak pemerintah mencabut subsidi untuk menyelesaikan persoalan penyelewengan distribusi yang hingga kini selalu terjadi. Tata niaga pupuk sebaiknya diserahkan pada mekanisme pasar, sehingga harga pupuk dari para produsen dengan berbagai skala produksi bisa bersaing lebih kompetitif.

"Disparitas harga yang sangat jauh akan selalu memancing penyelewengan dari distributor, atau bahkan petani. Ini tidak dapat dicegah, karena tuntutan ekonomi. Namun, kalau persaingan dibuka, harga akan tergantung mekanisme pasar," ungkap Ketua Asosiasi Produsen Pupuk Kecil Menengah Indonesia (APPKMI), Sonson Garsoni di Bandung, Rabu (4/3).

Menurut dia, pola subsidi yang diterapkan pemerintah tidak mendidik dan justru memberi peluang oknum tidak bertanggung jawab, sehingga produk yang disubsidi menjadi langka, seperti halnya minyak tanah. Dana untuk subsidi pupuk, kata Sonson, sebaiknya diberikan melalui mekanisme lain, seperti peningkatan infrastruktur pertanian baik on farm maupun off farm hingga ke penyediaan pasar yang mampu menjamin harga komoditas petani.

Akhir Februari lalu, pemerintah berencana menaikkan Harga Eceran Tertinggi (HET) pupuk bersubsidi untuk memperkecil disparitas harga yang mendorong terjadinya penyimpangan distribusi.

Saat ini, HET pupuk bersubsidi jenis Urea dipatok Rp 1.200 per kilogram (kg), Superphos Rp 1.550 per kg, ZA Rp 1.050 per kg, NPK Rp 1.586-Rp 1.830 per kg dan pupuk organik Rp 500 per kg. Sementara harga pupuk nonsubsidi mencapai Rp 7.000 per kg.

Sonson melanjutkan, dampak negatif lain dari subsidi pupuk yaitu, petani menjadi lebih boros dalam penggunaan pupuk. Dia mencontohkan petani tanaman padi menggunakan urea hingga 500 kg per hektar, padahal rekomendasi dari Departemen Pertanian hanya sebanyak 250 kg per hektar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Earn Smart
Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Whats New
Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com