Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kertas Unik dari Batang Pisang

Kompas.com - 16/03/2009, 11:32 WIB

KOMPAS.com — Pohon pisang hanya dapat berbuah sekali, setelah itu pohon tersebut harus dibuang. Selain buah, masyarakat juga memanfaatkan daunnya, sedangkan batangnya dibuang.   

Siapa sangka, batang pohon pisang tersebut dapat diolah menjadi barang lain yang kreatif dan mempunyai nilai guna yang cukup tinggi.  

Saat ini batang pohon pisang dapat diolah menjadi kertas atau sering juga disebut art paper. Yaman, perajin art paper dari Bogor Kreatif, menjelaskan, proses pembuatan art paper tidak rumit. "Tinggal cari batang pohon pisang, lalu dihaluskan," kata Yaman kepada Kompas.com.

Untuk menghaluskan batang pohon pisang tersebut dapat menggunakan blender ataupun alat untuk menggiling daging. "Untuk seberapa lama proses penghancuran batang, tergantung ingin seberapa halus serat yang kita hasilkan," ujar Yaman. Jika ingin mendapat serat yang sangat halus, maka proses penghancurannya akan lebih lama dibanding jika ingin mendapat serat yang kasar.   

Lalu proses selanjutnya adalah penjemuran. "Setelah dihaluskan, letakan di atas scan atau cetakan sablon, lalu dijemur. Kalau panasnya bagus, sehari juga cukup," terang Yaman.  

Setelah kertas kering, dapat langsung digunakan atau dapat juga ditambahkan warna. Untuk pewarnaannya, Yaman menggunakan bahan dari alam seperti gambir, kunyit, atau daun pandan. Untuk pewarna buatan, ia menggunakan sepuhan atau perwarna pakaian.  

Proses pewarnaannya pun ada dua macam, yang pertama dengan proses pencelupan dan yang kedua adalah dengan proses pentotolan menggunkan spons. "Kalau mau satu warna tinggal dicelup saja. Tapi kalau warna gabungan, ambil warna pertama dengan spons, lalu totolkan di atas kertas. Tunggu sebentar lalu totolkan warna kedua,' jelas Yaman.  

Jika merasa hasilnya kurang bercorak, proses pembatikan pun dapat dilakukan pada art paper tersebut. Caranya seperti membatik biasa, yaitu menggunakan canting dan malam. "Tapi jangan terlalu panas karena malamnya mempuyai sifat minyak. Nanti motif batik yang digambar bisa melebar ke mana-mana," kata Yaman mengingatkan.  

Berbeda dengan proses pembatikan yang harus direndam untuk menghilangkan malam pada kain, pada art-paper ini malam akan rontok dengan sendirinya. Selain itu, ternyat masih ada cara lain untuk membuat art paper tampak lebih menarik, yaitu dengan memberikan aksen daun di dalamnya. Yaman menjelaskan, cara pembuatannya adalah seperti dua kali pembuatan art paper. Pertama seperti membuat art paper, setelah kering, beri daun di atasnya lalu siram lagi dengan bubur batang pisang, terakhir keringkan kembali. Daun yang dipakai bisa daun apa saja, tidak ada daun khusus.  

Art paper ini dapat digunakan untuk boks, memo, dan kartu undangan. Selain itu bisa juga dipakai pada kap lampu agar sinar lampu lebih redup.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Tambah 10.000 Kuota Mudik Gratis 2024 Menggunakan Bus

Kemenhub Tambah 10.000 Kuota Mudik Gratis 2024 Menggunakan Bus

Whats New
CKB Logistics Optimalkan Bisnis Melalui Kargo Udara

CKB Logistics Optimalkan Bisnis Melalui Kargo Udara

Whats New
Angkutan Lebaran 2024, Kemenhub Siapkan Sarana dan Prasarana Transportasi Umum

Angkutan Lebaran 2024, Kemenhub Siapkan Sarana dan Prasarana Transportasi Umum

Whats New
Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

Work Smart
Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

Whats New
Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Whats New
Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Whats New
Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Whats New
HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

Whats New
BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com