Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menggiatkan Produk Lokal

Kompas.com - 17/03/2009, 16:49 WIB

Nama Garut sering diidentikkan dengan dodol garut. Namun, Garut juga memiliki sejumlah produk khas. Sebut saja jaket kulit dan batik garutan. Melalui industri kecil dan menengah (IKM) semacam itu, Garut tampak optimistis membangun kemandirian ekonomi sesuai misi pembangunan Pemerintah Kabupaten Garut 2009-2014.

Optimisme itu ditunjukkan Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Kabupaten Garut HR Ruchiat. Ia yakin Garut dapat menjadi daerah industri berbasis hasil agro. Menilik potensi yang ada, industri agro dari hulu hingga hilir berpotensi dikembangkan meski berskala kecil dan menengah.

Namun, langkah mewujudkan kemandirian harus menempuh jalan panjang. Penyediaan bahan baku, misalnya, masih menjadi kendala. Hal ini antara lain terjadi pada IKM kulit yang merupakan satu dari tujuh komoditas unggulan.

Hal itu dialami Aan Sopian (56), perajin kulit di Kampung Sukaregang, Kecamatan Garut Kota, yang sudah 30 tahun menggeluti usaha itu. Dia mengaku, bahan baku kulit hanya 20 persen yang berasal dari Garut. Separuhnya dibeli dari berbagai daerah di Pulau Jawa dan 30 persen lagi dari Sumatera dan Nusa Tenggara Timur.

Kesulitan lain, menurut dia, pengadaan bahan kimia untuk proses pengolahan kulit. Sekitar 70 persen bahan kimia harus diimpor. Tak urung, krisis global dan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pun memukul usahanya.

"Omzet per tahun sebelum krisis global sampai Rp 850 juta, 60 persen untuk ekspor. Tapi sekarang omzet merosot hingga 70 persen. Kini saya hanya mengandalkan pesanan jaket kulit sekitar 20 potong sebulan," kata Aan. Kemandirian

Persoalan ini harus segera ditangani jika Pemkab serius hendak memajukan IKM sebagai wujud kemandirian. Selama ini produksi kulit di Garut rata-rata 46.000 lembar per tahun. Produksi itu baru memenuhi 40 persen kebutuhan.

Padahal, usaha ini telah dikembangkan sejak 1980-an. Kini terdapat 330 unit usaha penyamakan kulit yang dikelola 525 perajin kulit yang berlokasi di Kampung Sukaregang, Kecamatan Garut Kota. Tidak kurang 1.700 orang bergantung pada usaha itu.

Komoditas lain yang menjadi unggulan Garut adalah dodol, akar wangi, kerajinan bambu, batik garutan, dan sutra alam. Potensi terbesar adalah akar wangi dengan 24 unit usaha penyulingan. Volume minyak yang diproduksi rata-rata 61,7 ton per tahun dan semua diekspor. Total nilai produksi sekitar Rp 32,8 miliar.

Untuk memenuhi bahan baku, Pemkab bekerja sama dengan Pemprov Jabar menyediakan lahan 2.400 hektar yang tersebar di Kecamatan Leles, Samarang, Bayongbong, dan Cilawu. Lahan itu khusus ditanami akar wangi. Sedikitnya 2.000 orang terlibat, dari penggarap hingga penyuling. Adapun dodol merupakan potensi terbesar ketiga. Di sana makanan berbahan baku beras ketan ini diproduksi di 58 unit usaha di enam kecamatan, terutama Garut Kota dan Karangpawitan, dan melibatkan 1.300 pekerja. (Indah Surya Wardhani/ Litbang Kompas)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com