Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertamina Baru Bisa Serap Elpiji Bontang 2010

Kompas.com - 08/04/2009, 15:14 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — PT Pertamina (Persero) kemungkinan baru menyerap produksi elpiji dari Kilang Badak NGL di Bontang, Kaltim, pada kuartal pertama tahun 2010.

Deputi Direktur Pemasaran Pertamina Hanung Budya di Jakarta, Rabu (8/4), mengatakan, pihaknya sudah menandatangani kontrak pengadaan elpiji tahun 2009 dengan sejumlah perusahaan lain. "Kami perkirakan produksi elpiji Bontang baru terserap pada kuartal pertama 2010," katanya.

Menurut dia, pihaknya akan bicara dengan pemilik Kilang Bontang agar menyimpan dahulu produksi elpiji di tangki penampungan sampai kuartal pertama 2010.

Selain itu, katanya, penyerapan elpiji Bontang tergantung pada kemajuan pelaksanaan program konversi elpiji yang tahun 2009 ditargetkan mencakup 23 juta kepala keluarga.

Hanung juga menambahkan, pihaknya akan membeli elpiji Bontang jika harganya di bawah harga impor dari perusahaan Petredec yang saat ini menggunakan formula contract price (CP) Aramco minus 4,6 dollar AS per ton.

Pertamina sudah menandatangani kontrak pengadaan elpiji jangka panjang dengan Petredec dan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS). Tahun 2009 Pertamina akan mendapat pasokan elpiji minimal sebesar 800.000 ton dengan Petredec dan 1,2 juta ton lagi pada 2010.

Kilang Bontang akan memproduksi elpiji mulai bulan Juli 2009 menyusul penurunan ekspor gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) kilang tersebut ke pasar Jepang, Korea, dan Taiwan akibat krisis global.
   
Pemerintah memperkirakan penurunan ekspor LNG tersebut mencapai 18 kargo atau sekitar dua juta ton. Pada tahun 2009, konsumsi elpiji Pertamina diprediksi mencapai tiga juta ton yang 1,6 juta ton di antaranya buat program konversi dan 1,4 juta ton lainnya nonkonversi.

Pasokan elpiji tahun 2009 itu akan berasal dari kilang Pertamina sebesar 1 juta ton, KKKS 1 juta ton, dan impor dari Petredec antara 800.000-1 juta ton. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com