Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekowisata Bandung Utara Prospektif

Kompas.com - 04/05/2009, 14:20 WIB

BANDUNG, KOMPAS - Kawasan Bandung utara (KBU) menjadi incaran sejumlah investor untuk mengembangkan ekowisata karena keindahan alam dan panoramanya. Namun, pengembangan kawasan itu harus memerhatikan kaidah perlindungan lingkungan karena termasuk hutan lindung yang tata guna lahannya diatur dalam peraturan daerah.

Sudah dua investor besar berencana mengusahakan lahan milik Perhutani di wilayah Kesatuan Pemangku Hutan Bandung Utara menjadi obyek wisata. Keduanya ialah PT Kayu Putih Kertawangi Resort dan De'Ranch. Obyek wisata lain yang sudah berdiri adalah Wargames 235 yang menawarkan permainan luar ruang, seperti flying fox, paintball, dan outbond.

Direktur PT Kayu Putih Kertawangi Resort Ronny Lukito, Minggu (3/5) di Kabupaten Bandung Barat, mengatakan berencana membangun kawasan wisata alam terpadu di Desa Kertawangi, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat pada lahan seluas 55 hektar. Total investasi untuk dua proyek itu ditaksir mencapai Rp 105 miliar. Pembangunan diharapkan sudah dapat dimulai pada Agustus 2009.

"Saat ini kami hanya menunggu keluarnya dokumen analisis mengenai dampak lingkungan (amdal). Kami akan taat mengikuti proses legalnya karena pada dasarnya kami ingin pengembangan ekowisata ini berguna bagi semua pihak," ujar Ronny.

Kawasan wisata yang rencananya diberi nama Kayu Putih Natural Family Resort itu mengusung konsep wisata alam terpadu yang terdiri dari taman botani, perkemahan, rumah pohon, dan restoran. Hampir semua bangunan di wilayah ini merupakan bangunan semipermanen berbentuk panggung atau rumah pohon.

"Rasio ruang terbangun hanya 1,5 persen. Ini lebih rendah dari ketentuan Perhutani sebesar 10 persen," kata Ronny yang juga pengembang restoran alam Kampung Daun tersebut.

Wisata kuda

Billy Mamola, pemilik De'Ranch, berencana memanfaatkan Petak 56 G milik Perhutani di lahan seluas 5 hektar sebagai wisata berkuda jenis sandlewood yang didatangkan dari Nusa Tenggara Timur. Pembangunan wisata ini tinggal menunggu izin Perhutani.

"Perhutani tetap terbuka dengan investor yang ingin mengembangkan wilayah hutan lindung menjadi lokasi wisata alam. Hanya saja, tidak semua bisa masuk karena harus memiliki visi lingkungan dan usahanya memenuhi kaidah konservasi," ujar Administratur KPH Bandung Utara Nanang Suwandi.

Hampir seluruh wilayah KPH Bandung Utara seluas 20.000 hektar termasuk hutan lindung. Sebagian wilayahnya masuk dalam KBU yang dilindungi sebagai daerah konservasi air bagi Cekungan Bandung melalui Perda No 1/2008 mengenai Pengendalian Pemanfaatan Ruang KBU.

Ketua Forum Penyelamat Lingkungan Hidup Jabar Thio Setiowekti menegaskan, masyarakat dan pemerintah harus terus mengawal rencana pemanfaatan KBU untuk ekowisata. Terlebih, kawasan itu dilalui sungai yang menjadi sumber air baku bagi Kota Cimahi dan Kota Bandung.

Kepala Seksi Humas Perum Perhutani Unit III Jabar-Banten Ronald Suitela mengatakan, target pendapatan sektor wisata pada 2009 dapat meningkat 35 persen menjadi Rp 13,9 miliar daripada tahun 2008 Rp 10,3 miliar. Sektor wisata dalam lima tahun ke depan ditargetkan mampu mengganti peran penjualan kayu yang selama ini menjadi andalan pemasukan Perum Perhutani.

Pada 2008, kontribusi pendapatan sektor wisata baru sekitar 2 persen dari total pendapatan Perum Perhutani Unit III Rp 509 miliar. Pada 2009, sektor wisata diharap menyumbang 2,8 persen dari target pendapatan Rp 595 miliar. (ELD/GRE)

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com