Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Minyak, Giliran Gula dan Beras Kemasan Murah

Kompas.com - 11/05/2009, 09:11 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Setelah meluncurkan minyak goreng kemasan dengan merek MinyaKita, pemerintah berencana meluncurkan lagi merek untuk beras dan gula kemasan murah. Tujuannya agar harga kedua komoditas tersebut, baik di tingkat produsen maupun pedagang, lebih stabil.

Deputi Menteri Koordinator Perekonomian Bidang Pertanian dan Kelautan Bayu Krisnamurthi bilang, pemerintah perlu membuat merek kemasan murah untuk beras dan gula karena sebagian bahan pangan Indonesia masih berupa komoditas. "Artinya, masih berupa barang mentah yang sebagian besar tanpa kemasan," katanya, akhir pekan lalu.

Tanpa merek dan kemasan, komoditas pangan hanya berupa barang, bukan produk. Ini yang lantas menyebabkan harganya sangat berfluktuasi dan amat sensitif terhadap berbagai faktor eksternal. Salah satunya, acuan harga di pasar internasional.

Untuk menstabilkan harga, pemerintah akan melahirkan merek kemasan murah untuk beras dan gula. Apa lagi, merek juga merupakan modal penting dalam pemasaran produk. "Kalau harus dimulai dari masing-masing perusahaan akan berat, terutama untuk pengusaha kecil," ujar Bayu.

Sama seperti MinyaKita, nantinya, pengusaha boleh memakai secara gratis merek beras dan gula kemasan murah itu. Bahkan, para petani juga bisa menggunakannya.

Cuma, sampai saat ini pemerintah masih memikirkan nama merek untuk kedua komoditas itu. Dalam jangka panjang, pemerintah berkeinginan seluruh produk beras dan gula yang dihasilkan petani dan perusahaan sudah dalam bentuk kemasan dan bermerek. Selain bertujuan menstabilkan harga, langkah ini juga menjamin higienitas produk. "Nantinya akan menguntungkan bagi produsen dan konsumen," kata Bayu.

Namun, Ketua Asosiasi Produsen Gula dan Terigu Indonesia Natsir Mansur berpendapat, merek kemasan murah untuk gula hanya akan menguntungkan konsumen. Secara bisnis, langkah ini malah bisa mematikan produsen komoditas.

Natsir menilai, rencana pemerintah tersebut semata hanya merupakan kebijakan politik. "Sifatnya hanya sesaat saja dan ujung-ujungnya mengorbankan para pengusaha," ujarnya. (Uji Agung Santosa, Anna Suci Perwitasari/Kontan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Whats New
KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

Whats New
Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com