JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonomi kerakyatan merupakan konsep ekonomi yang diajukan oleh pasangan capres/cawapres Mega-Prabowo. Pada dialog dengan masyarakat dan pengusaha Tionghoa, cawapres Prabowo Subianto, menjelaskan konsep ekonomi kerakyatan yang menurutnya, seringkali dicap sangat sosialis.
Dipaparkannya, ekonomi kerakyatan adalah sistem ekonomi yang dirancang oleh pendiri bangsa Indonesia yang menggariskan bahwa sumber daya ekonomi harus digunakan untuk kepentingan sebesar-besarnya masyarakat Indonesia.
"Sering ditanya, apakah ekonomi kerakyatan berbau sosialis? Kalau boleh jujur, semua sistem ekonomi di dunia adalah kompromi dari sistem kapitalis dan sosialis," kata Prabowo, Sabtu (13/6 ), di Restoran Nelayan, Ancol, Jakarta Utara.
Kapitalisme, dikatakan Prabowo, memungkinkan ruang untuk berkreasi dan berinovasi. "Tapi kalau membiarkan kapitalisme bebas sebebas-bebasnya, akan menyebabkan orang-orang kecil, orang miskin tertinggal jauh. Sehingga pemerintah harus membantu. Jadi, pure sosialisme tidak ada, pure kapitalisme tidak ada. Yang ada, mix economy ," kata Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra ini.
Sistem ekonomi saat ini, dalam pandangan pasangan Mega-Prabowo, kurang memberikan akses bagi masyarakat kecil. Dengan memberikan kesempatan yang sama pada masyarakat kelas ini, menurutnya, bisa meningkatkan daya beli masyarakat.
"Kalau daya beli meningkat, pertumbuhan ekonomi meningkat, dan yang untung adalah kalangan pengusaha juga," ujar Prabowo.
Ia juga menjanjikan akan menerapkan program yang mampu menyerap puluhan juta tenaga kerja yang saat ini masih menjadi pengangguran. Salah satunya, menggalakkan program di sektor pertanian yang dinilainya paling cepat menyerap tenaga kerja.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.